Tanpa pemahaman yang cukup tentang diri sendiri dan tujuan hidup yang diberikan oleh ajaran Islam, seseorang mungkin cenderung tersesat dalam mencari makna hidup dan tidak memiliki fokus yang jelas dalam menjalani kehidupan.

Ajaran Islam memberikan landasan yang kuat untuk pembentukan akhlak dan moral yang baik. Tanpa pengajaran ini, anak-anak mungkin tidak memiliki pedoman yang tepat untuk mengembangkan karakter yang baik dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai Islam

Pemahaman tentang tauhid dan Al-Qur’an merupakan pondasi kesadaran spiritual seseorang. Tanpa pengajaran ini, orang tua dan anak berpotensi kehilangan hubungan yang mendalam dengan Allah SWT dan kurang memahami aspek-aspek spiritual dalam kehidupan mereka.

Tanpa pemahaman yang cukup tentang diri sendiri dan ajaran agama, seseorang mungkin lebih rentan terjerumus dalam perilaku negatif dan dosa-dosa, seperti keinginan duniawi yang berlebihan, sikap mementingkan diri sendiri, dan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Kurangnya pemahaman terhadap diri sendiri dan anak serta kurangnya dukungan emosional dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental pada anak, seperti kecemasan, depresi, dan perilaku yang merugikan diri sendiri.

Pemahaman diri dan pengajaran tauhid serta Al-Qur’an membantu membangun hubungan yang harmonis dalam keluarga. Tanpa hal ini, hubungan antara anggota keluarga mungkin menjadi tegang dan tidak seimbang, menyebabkan ketegangan dan konflik.

Memahami diri sendiri dan emosi merupakan keterampilan penting yang harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Tanpa pemahaman ini, anak-anak mungkin kesulitan mengelola emosi mereka sendiri, menyebabkan konflik interpersonal dan kesulitan dalam berkomunikasi.

Salah satu tanggung jawab orang tua dalam Islam adalah mengajarkan agama kepada anak-anak mereka. Tanpa pemahaman dan pengajaran yang cukup tentang tauhid dan Al-Qur’an, anak-anak mungkin kehilangan warisan keislaman mereka dan kurang mampu mempraktikkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.