BRAIN Personalities – Membahas tentang fashion berarti menyangkut segala hal yang melekat pada tubuh, tak terkecuali pakaian dalam. Tak dipungkiri bahwa brand Victoria’s Secret meningkatkan nilai pakaian dalam wanita menjadi lebih berkelas dan mewah. Tahukah Sobat Brain, siapa pencetus Victoria’s Secret? Bagaimana Founder Victoria’s Secret mengelola bisnisnya?
Pertanyaan di atas akan terjawab di artikel ini. Oleh karena itu, Sobat Brain perlu menyimak kisah inspiratif Founder Victoria’s Secret.
Tentang Victoria’s Secret
Apa itu Victoria’s Secret?
Victoria’s Secret adalah brand pakaian dalam dan fashion yang terkenal dengan promosi sekaligus branding bervisibilitas tinggi. Di samping itu, brand Victoria’s Secret rutin menggelar peragaan busana tahunan supermodel kelas dunia berjuluk Angels
Siapa Founder Victoria’s Secret?
Pendirian Victoria’s Secret bermula dari pengalaman Roy Raymond, Founder Victoria’s Secret yang dipandang aneh saat memilih pakaian dalam untuk istrinya di sebuah toko. Berkat pengalamannya tersebut Roy Raymond bertekad membangung gerai pakaian dalam yang ramah terhadap laki-laki.
Kehidupan Roy Raymond, Founder Victoria’s Secret
Profil Roy Raymond
Roy Raymond lahir di Connecticut, Amerika pada 15 April 1947. Sosok Raymond dikenal sebagai pebisnis sejak kecil. Menginjak usia 13 tahun, Raymond membuka bisnis undangan pernikahan. Pendidikan tinggi ditempuh Raymond di Universitas Tuffs dan lulus pada 1969. Dua tahun kemudian, gelar Magister Administrasi Bisnis diperoleh Raymond pada 1971 dari Universitas Stanford.
Karir Awal Roy Raymond Sebelum Mendirikan Victoria’s Secret
Bekerja di bagian pemasaran menjadi awal karir Roy Raymond. Berbagai perusahaan tercatat pernah mempekerjakan Raymond untuk mengelola pemasaran. Diantaranya adalah Guild Wineries, Vicks Company, dan Richardson Merrell.
Kisah Roy Raymond Menemukan Ide Victoria’s Secret
Menyebut pengalaman sebagai guru berharga bukan hal berlebihan. Pengalaman tidak menyenangkan yang menimpa Raymond saat berkunjung ke gerai pakaian dalam wanita membuahkan ide bisnis yang unik. Raymond bertekad untuk mendirikan gerai pakaian dalam wanita yang nyaman dikunjungi pria.
Menurut Raymond, para laki-laki yang berkunjung ke gerai pakaian dalam wanita merasa tidak nyaman karena ditatap dengan pandangan aneh dan terjebak dalam situasi canggung. Padahal layaknya pembeli biasa, tidak ada yang salah dari laki-laki memasuki gerai pakaian dalam wanita.
Gerai Victoria’s Secret pertama dibuka pada 12 Juni 1977 di Palo Alto oleh Roy Raymond bersama istrinya, Gaye Raymond. Nama Victoria’s Secret terinspirasi dari Queen Victoria, salah satu ikon fashion dan wanita yang populer pada masa itu.
Berhutang untuk Mendirikan Victoria’s Secret
Selain pendirian Victoria’s Secret dipicu oleh kejadian tidak menyenangkan yang menimpa Foundernya, ternyata Victoria’s Secret berdiri dengan modal hutang. Roy Raymond berhutang sebesar 40 ribu dolar dari keluarganya dan 40 ribu dolar dari Bank.
Pemilihan Victoria’s Secret menjadi nama brand diharapkan bisa membangkitkan kesopanan dan kecanggihan yang terkait dengan era Victoria sambil menyiratkan rahasia di balik pakaian. Menurut Raymond, Victoria’s Secret mampu merepresentasikan karakter brandnya.
Konsep Victoria’s Secret Perdana
Konsep yang diterapkan oleh Raymond pada gerai Victoria’s Secret perdananya adalah seduction atau bersifat menggoda. Interior ruangan didesain dengan nuansa kayu berwarna gelap dan sofa-sofa berwarna merah.
Penjualan Victoria’s Secret Sempat Menurun
Eksekusi ide Roy Raymond tidak dieksekusi dengan baik. Fokusnya mendesain produk Victoria’s Secret terlalu spesifik. Raymond hanya merancang pakaian dalam yang cocok dikenakan saat malam pertama. Oleh karena itu, wajar saja penjualan Victoria’s Secret sempat menurun.
Menerapkan Strategi Bisnis yang Baru
Melihat koleksinya yang kurang ramai peminat, Raymond memutar otak untuk gencar promosi dan mengeluarkan koleksi baru. Koleksi Victoria’s Secret bertambah banyak dengan bentuk, wujud, warna, dan model yang lebih menarik dihiasi renda atau bulu. Media promosi melalui katalog efektif menjangkau para calon pembeli Victoria’s Secret. Dampaknya, penjualan Victoria’s Secret pun melonjak.
Capaian Victoria’s Secret di bawah Kendali Roy Raymond
Tahun pertama operasional Victoria’s Secret menghasilkan 500 ribu dolar. Selanjutnya, lonjakan penjualan Victoria’s Secret menorehkan pendapatan tahunan sebesar 4 juta dolar Amerika atau setara 53,3 miliar rupiah. Di samping itu, Raymond juga berhasil beberapa cabang gerai Victoria’s Secret di lokasi yang berbeda.
Founder Victoria’s Secret Mengulang Kesalahan Strategi Marketing
Ide Victoria’s Secret yang dilatarbelakangi oleh pengalaman tidak menyenangkan sebagai laki-laki secara tidak langsung berpengaruh terhadap strategi marketingnya. Raymond berfokus menggaet pembeli laki-laki dan membuat mereka nyaman berada di gerainya.
Raymond seolah melupakan prinsip dasar bahwa Victoria’s Secret menjual produk pakaian dalam wanita sehingga pembeli terbesarnya tetap dari kalangan wanita, bukan pasangannya. Fokusnya terhadap pembeli laki-laki secara perlahan justru menyingkirkan pangsa pasar utamanya, yaitu wanita.
Victoria’s Secret di Ambang Kebangkrutan
Kesalahan strategi marketing membawa Victoria’s Secret menuju kebangkrutan. Roy Raymond tidak sanggup lagi mempertahankan Victoria’s Secret. Akhirnya seluruh gerai Victoria’s Secret yang sempat dibuka serta berbagai katalog yang sempat diterbitkan dijual kepada Leslie Wexner seharga 1 miliar dolar Amerika setara 13 triliun rupiah.
Victoria’s Secret Beralih Kepemilikan, Roy Raymond Jadi CEO Victoria’s Secret
Posisi CEO Victoria’s Secret dijabat oleh Roy Raymond selama setahun setengah sejak kepemilikan Victoria’s Secret berpindah ke Leslie Wexner. Sambil mengelola Victoria’s Secret, Raymond merancang bisnis baru dari bidang yang sama, yaitu fashion.
Membuka Gerai Fashion My Child’s Destiny dan Bangkrut
My Child’s Destiny adalah gerai fashion anak yang ditujukan untuk masyarakat kelas atas. Gerai ini didirikan oleh Roy Raymond usai hengkang dari Victoria’s Secret. Sebanyak 850.000 dolar Amerika diinvestasikan oleh Raymond pada 1984 untuk bisnis barunya.
Sayangnya, bisnis baru Raymond tidak berjalan lancar karena lokasi gerai dinilai strategis serta kesan eksklusif yang terbatas pada masyarakat kelas atas membatasi ekspansi produk My Child’s Destiny. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 1986 My Child’s Destiny mengalami kebangkrutan.
Kehilangan Aset dan Terlilit Hutang
Kebangkrutan My Child’s Destiny berdampak besar bagi keuangan Roy Raymond. Sebagai pendiri, tentu Raymond bertanggung jawab atas beban finansial perusahaan. Raymond pun terpaksa menjual rumahnya di San Fransisco dan Lake Tahoe serta kendaraan yang dimilikinya.
Kembali Mendirikan Bisnis Baru Tapi Gagal
Tak menyerah dengan keadaan, bisnis baru kembali dibangun oleh Roy Raymond. Berbeda dengan bisnis sebelumnya yang bergerak dalam bidang fashion, bisnis kali ini berupa toko buku anak bernama Quinby’s. Selain itu, Raymond juga merancang bisnis perbaikan perangkat keras rumahan yang dapat diorder melalui pos dan produksi wig untuk penderita kanker. Namun, rangkaian ide bisnis tersebut gagal dieksekusi karena terkendala beberapa masalah, termasuk sengketa keuangan.
Akhir Kisah Roy Raymond
Pada 1993 Roy Raymond memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari Golden Gate Bridge. Aksi ini dipicu oleh kegagalan-kegagalan Raymond dalam berbisnis dan perceraiannya dengan sang istri, Gaye Raymond.
Penutup
Belajar dari kisah Founder Victoria’s Secret, Roy Raymond dapat diambil hikmah bahwa ide bisnis saja tidak cukup. Kesuksesan dapat diraih melalui paduan ide brilian dan eksekusi yang tepat. Sebenarnya, Raymond adalah sosok pekerja keras terbukti dari berbagai bisnis yang dirintisnya. Raymond baru menyerah dengan keadaan saat mengalami perceraian dengan istrinya.
Nah, Sobat Brain perlu menggali potensi diri melalui Tes Brain agar mampu mengeksekusi ide dengan baik serta memaksimalkan kerja keras tanpa terdistraksi dengan situasi lain.
Ikuti Tes Brain dan miliki sertifikat di sini.