BRAIN Personalities – Sobat BRAIN, pernahkah kamu merasa penglihatan mulai kabur ketika membaca layar laptop terlalu lama atau saat berkendara di malam hari?
Mata adalah jendela dunia, dan kesehatan mata menjadi hal yang sangat penting untuk kualitas hidup kita.
Namun, tahukah kamu kalau di Indonesia jumlah dokter mata atau spesialis oftalmologi masih belum seimbang dengan kebutuhan masyarakat?
Berdasarkan data Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), rasio dokter mata di Indonesia masih sekitar 3 per 1 juta penduduk.
Padahal, idealnya setiap 250 ribu penduduk butuh 1 dokter mata. Artinya, masih ada kesenjangan besar yang membuka peluang karier bagi kamu yang tertarik masuk dunia medis, khususnya oftalmologi.
Nah, kabar baiknya, profesi ini tidak hanya mulia karena membantu orang melihat lebih baik, tapi juga menjanjikan masa depan karier yang cerah.
Yuk, Sobat BRAIN, kita bahas lebih dalam tentang bagaimana menjadi dokter mata, mulai dari definisi, tugas, jalur pendidikan, hingga rekomendasi universitas kedokteran terbaik di Indonesia untuk menempuh jalur ini.
Baca juga: Panduan Karier Menjadi Dokter Gigi (drg)
Definisi Dokter Mata
Sobat BRAIN, dokter mata atau oftalmolog adalah dokter spesialis yang fokus pada diagnosis, pengobatan, dan pencegahan berbagai penyakit mata.
Jadi, berbeda dengan optometris atau tukang kacamata biasa ya, karena dokter mata memiliki kewenangan medis penuh, mulai dari pemeriksaan, resep obat, hingga tindakan operasi.
Dokter mata bisa membantu menangani berbagai kondisi, seperti katarak, glaukoma, rabun jauh, rabun dekat, hingga operasi lasik.
Jadi, ketika kamu atau orang terdekat mengalami masalah serius pada mata, tentu yang dituju adalah dokter spesialis mata, bukan sekadar optik kacamata.
Menariknya, profesi ini juga punya banyak cabang subspesialisasi, misalnya bedah refraktif, retina, kornea, hingga oftalmologi anak.
Artinya, kalau kamu ingin fokus ke bidang tertentu, jalannya terbuka lebar banget.
![]()
Baca juga: Panduan Karier Menjadi Dokter ObGyn (Spesialis Kandungan)
Tugas dan Peran Dokter Mata
Sobat BRAIN, menjadi dokter mata berarti kamu punya tanggung jawab besar. Nah, berikut adalah beberapa tugas utama mereka:
1. Melakukan Pemeriksaan dan Diagnosis
Seorang dokter mata harus mampu memeriksa kondisi mata pasien menggunakan berbagai peralatan canggih, seperti slit lamp, tonometer, hingga funduskopi.
Dari pemeriksaan ini, dokter dapat menentukan apakah pasien mengalami gangguan refraksi sederhana atau penyakit serius seperti glaukoma.
Selain itu, dokter mata juga harus bisa membaca hasil pemeriksaan penunjang seperti USG mata atau CT scan orbital. Artinya, kemampuan analisis sangat penting dalam profesi ini.
2. Memberikan Terapi dan Pengobatan
Setelah diagnosis ditegakkan, dokter mata akan menentukan terapi yang sesuai. Bisa berupa obat tetes mata, resep kacamata, lensa kontak, hingga tindakan pembedahan.
Menariknya, dokter mata tidak hanya bekerja di ruang praktik, tapi juga di ruang operasi. Misalnya, operasi katarak yang saat ini menjadi salah satu tindakan medis paling sering dilakukan di dunia.
3. Melakukan Edukasi dan Pencegahan
Sobat BRAIN, peran dokter mata tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga mencegah.
Mereka sering memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mata, cara menghindari paparan sinar biru berlebihan, hingga menjaga pola hidup sehat agar mata tetap prima.
Dengan kata lain, dokter mata bukan sekadar penyelamat penglihatan, tapi juga agen perubahan gaya hidup sehat di masyarakat.
Baca juga: Panduan Karier Menjadi Dokter Spesialis Jantung
Tes BRAIN + Konsultasi dengan BRAIN Career Coach disini
Jalur Pendidikan Dokter Mata
Nah Sobat BRAIN, kalau kamu tertarik menjadi dokter mata, tentu harus siap menempuh perjalanan panjang tapi penuh makna.
Berikut jalur pendidikan yang harus kamu lewati:
1. Pendidikan Kedokteran Umum (S1 + Profesi)
Durasi: ± 5–6 tahun
Tahap awal yang wajib kamu lalui adalah kuliah kedokteran umum. Di sini kamu akan belajar dasar-dasar ilmu kedokteran, anatomi tubuh, fisiologi, patologi, hingga praktik klinis.
Setelah lulus koas (ko-assistant) dan lolos Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD), barulah kamu resmi menyandang gelar dokter umum.
Tahap ini memang panjang, tapi menjadi pondasi kuat sebelum masuk ke spesialisasi.
2. Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata (PPDS Oftalmologi)
Durasi: ± 4 tahun.
Di tahap ini kamu akan benar-benar fokus pada ilmu oftalmologi.
Mulai dari belajar mendeteksi gangguan penglihatan, menangani kasus katarak, hingga melakukan tindakan operasi mata.
Program ini biasanya dilakukan di rumah sakit pendidikan yang sudah punya fasilitas lengkap untuk pelayanan mata, seperti RS Mata Cicendo Bandung atau RSCM Jakarta.
3. Ujian Spesialis
Setelah menyelesaikan PPDS, kamu wajib mengikuti ujian nasional untuk mendapatkan gelar Sp.M (Spesialis Mata).
Nah, dengan gelar ini, kamu diakui secara resmi sebagai dokter spesialis mata di Indonesia.
4. Subspesialisasi (Opsional)
Kalau kamu ingin lebih fokus, ada banyak jalur subspesialisasi yang bisa ditempuh, seperti retina, glaukoma, oftalmologi anak, hingga bedah refraktif.
Durasi tambahannya sekitar 1–2 tahun, tergantung bidang yang kamu pilih.
Jalur ini memang panjang, Sobat BRAIN, tapi sepadan dengan peluang karier yang terbuka lebar di masa depan.
Baca juga: Panduan Karier Menjadi Dokter ObGyn (Spesialis Kandungan)
BRAIN Career Coaching for Professional disini
Rekomendasi Universitas Kedokteran untuk Dokter Mata
Sobat BRAIN, memilih universitas itu ibarat memilih jalan besar menuju masa depanmu.
Nah, berikut beberapa kampus di Indonesia yang terkenal punya program spesialisasi mata terbaik:
1. Universitas Indonesia (UI)
UI bersama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) punya program PPDS Oftalmologi yang sangat bergengsi.
Banyak alumninya menjadi tokoh nasional dalam bidang kesehatan mata.
Selain itu, UI juga sering bekerja sama dengan universitas luar negeri, sehingga kesempatan karier internasionalmu terbuka lebar.
2. Universitas Gadjah Mada (UGM)
UGM dengan rumah sakit pendidikan RSUP Sardjito dikenal kuat dalam pelayanan dan penelitian mata, terutama berbasis komunitas.
Bagi kamu yang punya semangat pengabdian di daerah, UGM adalah pilihan tepat.
3. Universitas Airlangga (UNAIR)
UNAIR bersama RSUD Dr. Soetomo di Surabaya punya reputasi bagus dalam oftalmologi, terutama layanan operasi modern seperti lasik dan katarak.
Cocok buat kamu yang tertarik mendalami teknologi medis canggih.
4. Universitas Padjadjaran (UNPAD)
Di Bandung, UNPAD bekerja sama dengan RS Mata Cicendo—rumah sakit mata terbesar di Indonesia.
Fasilitas risetnya modern dan sering jadi rujukan nasional. Cocok banget buat kamu yang ingin seimbang antara riset akademik dan praktik klinis.
5. Universitas Diponegoro (UNDIP)
UNDIP bersama RSUP Dr. Kariadi di Semarang punya program oftalmologi yang fokus pada pengalaman klinis langsung.
Mahasiswa diberi kesempatan menangani pasien sejak awal pendidikan, jadi kamu bisa belajar “langsung di lapangan”.
Baca juga: Panduan Karier Menjadi Dokter Spesialis THT
Saatnya Memulai Karier Menjadi Dokter Mata
Sobat BRAIN, menjadi dokter mata memang butuh perjuangan panjang, tapi jalannya penuh makna.
Kamu bukan hanya menolong orang untuk bisa melihat lebih jelas, tetapi juga membuka jalan karier dengan prospek cerah di masa depan.
Mulai dari pendidikan kedokteran umum, PPDS oftalmologi, hingga subspesialisasi, semua tahapan itu akan membawamu menjadi bagian dari tenaga kesehatan yang sangat dibutuhkan bangsa.
Nah, kalau kamu merasa tertarik untuk menapaki jalur ini, tapi masih bingung bagaimana memulainya, BRAIN Personalities siap membantu melalui program BRAIN Career Coaching for Student.
Di sini kamu akan dibimbing untuk mengenali potensi, passion, dan jalur pendidikan yang paling cocok dengan dirimu.
Yuk, Sobat BRAIN, jangan ragu untuk ambil langkah pertama menuju karier impianmu.
Hubungi kami sekarang dan mulai perjalanan menuju masa depanmu yang lebih cerah!
