Cara Mendidik Anak dengan Mengetahui Karakter Anak dan Kesalahan Mendidik

Ketika Anda berbahagia ketika dikaruniai seorang anak, maka hal penting yang harus Anda ketahui adalah bagaimana cara mendidik anak dengan mengetahui karakter anak. Kemudian, Anda juga harus mengetahui apa saja kesalahan mendidik anak yang sering terjadi.

Sebagai manusia biasa, anak tidak luput dari kesalahan. Dengan demikian, peran Anda sebagai orang tua sangat penting ketika mendidik anak.

Sebelum membahas karakter anak, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu kesalahan apa saja yang sering terjadi dalam mendidik anak. Berikut tiga kesalahan berdasarkan Psycholgy Today dalam artikelnya yang berjudul Three Common Mistakes in Parenting oleh Thomas Lickona, Ph.D.

1. Terlalu memanjakan anak

Semua orang menyadari bahwa orang tua bekerja keras dan banting tulang untuk menafkahi keluarga. Anak juga termasuk alasan utama kenapa orang tua bekerja tidak kenal lelah. Namun. seringkali orang tua lupa membedakan antara ‘membahagiakan anak’ dengan ‘mendidik anak.’

Mungkin bagi kebanyakan orang terlihat sepele. Tapi, kedua pernyataan tersebut berpengaruh besar kepada orang tua dalam memperlakukan anak.

Pernyataan ‘membahagiakan anak’ sangat indentik dengan kesenangan, ceria, suka cita, dan canda. orang tua berjuang agar anak-anak tetap senang dan tidak rewel. Biasanya orang tua cenderung memberikan hal-hal yang disukai oleh anak.

Di sisi lain, pernyataan ‘mendidik anak’ sangat erat kaitannya dengan displin, jujur, teladan, sopan, santun, sabar, dan sebagainya. Pernyataan ini secara tidak langsung berkaiatan dengan pendidikan karakter anak dan bagaimana cara mendidik anak dengan benar.

Untuk itulah, Anda sebagai orang tua harus mengedepankan pendidikan kepada anak. Ketika orang tua berlebihan menuruti setiap keinginan anak, maka berdampak pada perkembangan karakter anak ke arah negatif.

Dengan pola pikir bahwa ketika Anda dikaruniai anak untuk dididik dengan baik dan benar, maka Anda dapat mencegah kebiasaan memanjakan anak.

Kebahagiaan sebenarnya bagi anak adalah ketika Anda mendidik anak agar karakter anak menjadi positif. Mungkin anak tidak menerima pada awalnya, namun ketika dewasa akan mengerti hikmahnya.

2. Keliru memilih gaya mendidik anak

Hindari kesalahan cara mendidik anak dengan mengetahui karakter anak sejak dini

Mungkin Anda pernah melihat seorang anak yang ragu dan malu menyatakan pendapat?

Atau Anda pernah menemukan seorang anak yang egois dan gampang marah? Terlebih ketika keinginan anak tidak dipenuhi.

Di sisi lain, Anda mungkin pernah melihat anak yang menghormati orang tua, namun bersikap mandiri dan penyabar?

Sebenarnya, kejadian tersebut tidak terjadi secara kebetulan. Semua itu berawal dari gaya mendidik anak yang lakukan orang tua. Akibatnya, gaya mendidik yang terulang dalam waktu yang lama berdampak padapembentukan karakter anak.

Menurut Thomas Lickona, bahwa gaya mendidik anak digolongkan menjadi tiga yaitu:

  • cara mendidik anak secara otoriter. Orang tua memiliki dominasi dalam menentukan setiap keputusan dan aktivitas anak. Sang anak harus mematuhi setiap kehendak orang tua. Dalam jangka panjang, tentu saja gaya ini akan berdampak pada rendahnya tingkat kepercayaan diri anak dalam membuat keputusan.
  • cara mendidik anak secara permisif. Orang tua mudah menuruti keinginan anak asalkan anak senang. Hal ini juga bisa terjadi pada orang tua yang tidak tegas dan tidak tega terhadap anaknya. Gaya mendidik anak seperti ini menjadikan anak manja, egois, dan mudah marah namun daya juang rendah untuk menggapai sesuatu dan tidak mandiri.
  • cara mendidik anak secara otoritatif. Gaya mendidik ini juga disebut gaya pertengahan. Karena menggabungkan antara hukuman atau konsekuensi dengan insentif atau reward. Seorang anak mendapatkan apa yang diinginkan dari orang tua karena mematuhi aturan yang benar. Perlahan-lahan anak akan terbiasa melakukan cara-cara yang benar untuk memperoleh apa yang diinginkan.

Hakikat pendidikan adalah mencetak generasi yang lebih unggul dari generasi pendahulunya.

3. Tidak terbentuk budaya keluarga yang baik

Karakter anak terbentuk dari bagaimana orang tua mendidik anak. Karakter-karakter setiap anggota keluarga mencerminkan budaya suatu keluarga.

Ketika orang tua gagal menerapkan pendidikan karakter yang baik bagi anak, di sinilah awal tidak terbentuknya budaya keluarga yang baik.

Oleh karena itu, orang tua harus menjadi teladan yang dihormati dan disayangi oleh anak. Anak yang dengan sikap demikian akan mampu menerapkan budaya yang baik dalam keluarga.

Pentingnya peran orang tua dalam setiap perkembangan psikologi anak menjadi syarat mutlak terbentuknya karakter anak yang baik. Karena setiap perkembangan psikologi anak berbeda-beda tergantung kepribadian setiap anak.

Orang tua sebaiknya harus mengetahui tipe kepribadian anak sedini mungkin. Hal ini sebagai upaya untuk menentukan pendekatan dalam mendidik anak agar karakter positif anak terbentuk.

Bayangkan ketika anak Anda merasa dimengerti dan dihargai karena Anda memahami kepribadiannya. Hubungan baik penuh kejujuran dan keterbukaan lebih dapat tercipta. Orang tua dan anak akan merasa nyaman sebagai keluarga seutuhnya.

Dengan mengetahui kepribadian anak, maka orang tua lebih menyadari potensi dan minat anak untuk perancangan karir di masa depan.

Bagaimana mengetahui karakter anak dan cara mendidik anak?

Mengetahui cara mendidik anak dengan mengenali karakter anak melalui tes kepribadian brain personalities

Karakter adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan oleh manusia dan melekat hidupnya. Karakter terdiri dari berbagai sifat yang membentuk kebiasaan tertentu.

Salah satu cara mendidik anak dengan baik dan benar, orang tua harus mengetahui kepribadian anak. Karena dengan mengetahui kepribadian anak, orang tua lebih memahami dan lebih mudah mengarahkan dalam proses mendidik anak.

Di samping itu, kepribadian anak erat kaitannya dengan fungsi otak anak. Setiap anak memiliki kecenderungan berpikir, bertindak, dan berminat terhadap sesuatu karena dipengaruhi fungsi dominan otak.

Semua anak memiliki kemampuan berbeda-beda tergantung dari fungsi dominan otak. Minat dan potensi dalam mendidik anak lebih mudah jika orang tua mengetahui kepribadian anak dan fungsi otak dominan.

Berikut tips mengetahui karakter anak agar lebih mudah mendidik anak:

1.Mengikuti tes kepribadian dan fungsi otak

Semakin cepat Anda mengikuti tes kepribadian dan fungsi otak, maka semakin mudah Anda untuk menerapkan cara mendidik anak sesuai minat dan potensi diri.

Setelah baik orang tua maupun anak mengikuti tes kepribadian dan fungsi otak, keduanya akan saling memahami satu sama lain.

Manfaatnya adalah orang tua dan anak lebih terbuka akan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Keduanya saling mengisi dan mendukung sehingga timbul perasaan nyaman dalam keluarga.

Ketika perasaan nyaman timbul dalam keluarga, orang tua lebih mudah mengarahkan dan mendidik anak. Hasilnya, anak lebih patuh kepada orang tua tanpa diiringi perasaan tertekan.

Anda dapat mempelajari tes kepribadian dan fungsi otak dengan cepat dan akurat di Brain Personalities. Penjelasan yang aplikatif memudahkan Anda untuk mendidik anak secara efektif. Pelajari selengkapnya tes kepribadian brain personalities.

Kemudian, orang tua harus memilih jurusan pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan minat dan potensi anak. Lakukan program mengasah keterampilan hingga 10.000 jam agar keterampilan anak semakin tajam sehingga dapat menjadi pondasi membangun personal branding anak.

2.Menentukan cara mendidik anak

Setelah Anda mengetahui hasil tes kepribadian dan fungsi otak, maka penjelasan terkait komunikasi dan perilaku alamiah anak telah Anda pahami.

Berikutnya, Anda harus menerapkan komunikasi dan cara mendidik anak. Direkomendasikan bagi Anda untuk menerapkan gaya mendidik otoritatif ketika mendidik anak.

Setelah kemandirian anak terbentuk, Anda bisa melanjutkan mendidik anak menggunakan gaya mendidik permisif secara bertahap.

Perlu diperhatikan bahwa cara mendidik anak perempuan dan cara mendidik anak laki-laki adalah berbeda. Orang tua juga harus membedakan bagaimana cara mendidik anak berdasarkan gender.

3.Menerapkan nilai moral dan nilai spiritual

Manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari interaksi satu sama lain. Untuk itu orang tua harus menanamkan nilai moral dan nilai spiritual dalam mendidik anak.

Nilai moral berarti berkaitan dengan sikap seseorang untuk menghargai, menghormati, dan peduli terhadap sesama. Hal ini mutlak dibutuhkan untuk hidup berdampingan di tengah masyarakat yang beraneka ragam budaya.

Selain itu, nilai spiritual menjadi penghubung terkait hubungan manusia dengan Tuhan. Dengan menyadari bahwa manusia selalu bergantung kepada Tuhan, maka akan terbentuk karakter anak yang rendah hati dan bersyukur atas karunia yang diberikan. Hal ini juga mampu mendorong untuk mendidik anak yang sadar diri untuk selalu berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Semoga bermanfaat, Sahabat BRAIN !

Silahkan tulis komen untuk meminta pembahasan artikel selanjutnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan, Sobat BRAIN?