BRAIN Personalities – Subiakto Priosoedarsono, atau yang lebih dikenal sebagai Pak Bi, lahir pada 24 Agustus 1949 di Indonesia.
Ia telah berkecimpung di dunia branding sejak tahun 1969 dan selama lebih dari 50 tahun menjelma sebagai salah satu guru besar branding di Indonesia.
Dalam jejak kariernya, Pak Bi menekankan bahwa branding bukan hanya soal estetika atau logo, melainkan cara menjalin makna, persepsi, dan koneksi antara merek dan publik.
Ia dikenal luas sebagai praktisi branding, seseorang yang bukan semata memformulasikan teori, tapi mengaplikasikannya secara nyata di lapangan.
Julukan Pakar Brand Indonesia melekat pada dirinya tidak tanpa alasan. Melalui karya-karyanya, workshop, dan metode Bisa Bikin Brand, dia telah melahirkan banyak alumni dan mempengaruhi cara berpikir banyak entitas usaha di Indonesia.
Baca juga: Jatuh Bangun Karier Deryansha (Dery Kasisolusi)
Latar Belakang dan Milestone Karier Subiakto Priosoedarsono (Pak Bi)
Sejak remaja, Subiakto menekuni seni visual, khususnya melukis komik ketika masih di bangku SMA.
Ia kemudian memulai karier profesional di dunia periklanan dan packaging design, bergabung sebagai Art Director di perusahaan Modern Packaging sejak tahun-tahun awal kariernya.
Seiring waktu, ia mendirikan Hotline Advertising, yang menjadi basis agensi kreatif di mana ia menjabat Direktur Kreatif dan mengerjakan berbagai campaign terkemuka.
Selain itu, ia mendirikan DBrand (PT Brand Indonesia Mendunia), sebuah entitas konsultan branding yang fokus membantu merek-merek dalam negeri memperkuat identitasnya.
Dalam catatan milestone, ada banyak slogan, tagline, dan kampanye publik yang melekat sebagai jejak karya Pak Bi.
Beberapa di antaranya: slogan furnitur LIGNA “Kalau sudah duduk, lupa berdiri”, tagline McDonald’s “Mana Lagi Selain di McD”, kampanye politik “Bersama Kita Bisa” (SBY–JK) dan “Serahkan Pada Ahlinya” pada pemilihan Gubernur DKI.
Ia juga terlibat dalam branding merek-merek seperti Kopiko (“Gantinya Ngopi”), Indomie (“Seleraku”), Extra Joss, Torabika, dan banyak lainnya.
Milestone tidak hanya sekedar karya iklan besar, tapi juga transformasi peran, dari kreatif ke edukator branding.
Sejak tahun 2014, Pak Bi menyebarkan “virus Branding” ke berbagai daerah, dan mulai tahun 2016 mulai menyelenggarakan workshop Bisa Bikin Brand yang telah berjalan ratusan angkatan.
![]()
Baca juga: Cara Membuat Digital Product Ala Agusleo Halim, CEO Lynk.id
Filosofi dan Metode “Bisa Bikin Brand”
Metode Bisa Bikin Brand adalah salah satu kontribusi paling penting yang dikenal dari Pak Bi.
Program ini ditujukan untuk membantu UKM dan pelaku usaha agar memahami branding secara mendasar dan aplikatif, bukan sekadar memakai jargon branding tanpa makna.
Menurut filosofi Pak Bi, slogan adalah alat penting dalam branding. Ia percaya bahwa slogan yang tepat bisa menembus ke bawah sadar konsumen sehingga meyakinkan mereka sebelum argumen rasional datang.
Karena itu, banyak karya iklannya sangat dikenal — tagline-tagline yang melekat di benak publik.
Metode Bisa Bikin Brand mencakup workshop intensif, pelatihan brand strategy, storytelling, positioning, dan elemen-elemen kreativ branding lainnya.
Workshop ini telah dijalankan puluhan kali (lebih dari 50 angkatan) dan telah mendidik ribuan alumni yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dengan pendekatan langsung dari praktisi branding senior, peserta diharapkan tidak hanya memahami teori namun mampu menerapkannya dalam merek mereka sendiri.
Baca juga: Begini SEO Branding ala CEO BRAIN Personalities
Peran Pak Bi sebagai Pakar Brand Indonesia dan Praktisi Branding
Seiring waktu, nama Subiakto Priosoedarsono makin identik dengan istilah Pakar Brand Indonesia.
Ia seringkali dianggap sebagai tokoh yang menanamkan kesadaran bahwa branding bukanlah kemewahan bagi korporasi besar melainkan kebutuhan strategis bagi semua jenis usaha.
Sebagai praktisi branding, ia berbeda dari hanya akademisi atau teoritikus. Ia turun langsung dalam pembuatan slogan, kampanye, strategi merek, pengembangan brand lokal, dan juga menangani branding politik.
Hal ini membedakannya sebagai tokoh yang aplikatif dalam konteks nyata.
Influensinya juga terlihat dari platform online-nya, podcast Brand & Branding Bersama Pak Bi, di mana ia berbagi insight mengenai brand rules, narasi merek, dan banyak kisah di balik slogan-slogan populer.
Momentum tersebut memperkuat posisinya sebagai suara aktif di dunia branding kontemporer.
![]()
Baca juga: Inspirasi CEO Kopi Kenangan Menyikapi DInamika Bisnis Kopi
Karya-Karya Legendaris dan Slogan yang Melekat
Pada bagian milestone dari situs resminya, banyak slogan dan kampanye yang dia ciptakan atau direkayasa yang menjadi bagian dari sejarah iklan Indonesia.
Contoh karya legendaris: “Kalau sudah duduk, lupa berdiri” untuk LIGNA, slogan McDonald’s “Mana Lagi Selain di McD”, kampanye SBY–JK “Bersama Kita Bisa”, dan slogan “Serahkan Pada Ahlinya” untuk Gubernur DKI tahun 2007.
Selain itu, ia juga menangani banyak merek dalam kategori produk konsumen sehari-hari: Kopiko (“Gantinya Ngopi”), Indomie (“Seleraku”), Extra Joss, dan merek-merek lain yang kini sangat dikenal publik.
Beberapa karya slogan ini bersifat sederhana tapi sangat efektif dalam menyampaikan identitas dan keunggulan produk ke konsumen.
Kekuatan karya-karyanya tidak hanya dalam kreativitas, tetapi dalam relevansi terhadap budaya, psikologi konsumen, dan konteks pasar. Inilah yang membuat tagline-nya sering melekat sangat lama di benak publik.
Baca juga: Cerita Sukses Pemilik Roti O Membangun Bisnis
Filosofi Branding ala Pak Bi: Mengapa Brand Tidak Hanya Logo
Dalam pandangan pakar brand Indonesia ini, branding lebih dari estetika visual. Ia sering menegaskan bahwa brand sejati adalah “apa yang orang katakan tentangmu”, bukan apa yang kamu klaim sendiri.
Dia juga menyatakan bahwa brand DNA + core value + added value adalah rumus penting untuk menentukan posisi merek dalam benak konsumen.
Pak Bi percaya bahwa slogan adalah alat untuk menyapa bagian bawah sadar konsumen, yang kemudian memperkuat ekosistem brand secara psikologis.
Karena itu, ia menekankan bahwa slogan yang strategis bisa mengunci persepsi positif dan mengangkat kekuatan merek.
Ia juga mendorong agar brand lokal jangan minder bersaing dengan brand internasional. Justru brand Indonesia bisa punya identitas dan keunggulan budaya tersendiri.
Sebagai praktisi branding sejati, Pak Bi menekankan bahwa branding harus bisa diukur, dievaluasi, dan diperbaiki secara iteratif.
Branding adalah proses dinamis, bukan produk final statis. Metode Bisa Bikin Brand dirancang agar peserta tidak hanya paham teori tetapi siap melakukan eksekusi dan evaluasi nyata atas merek mereka sendiri.
Baca juga: Kisah Jatuh Bangun Okta Wirawan, Founder Almaz Fried Chicken
Dampak dan Warisan Bagi UKM dan Ekosistem Brand Lokal
Salah satu misi abadi Pak Bi melalui metode Bisa Bikin Brand adalah mengangkat kapasitas branding bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Ia menyadari bahwa banyak kegagalan bisnis bukan karena produk buruk, melainkan branding lemah atau tidak konsisten.
Melalui workshop dan alumni program, ratusan hingga ribuan pelaku UKM telah belajar strategi brand dari Pak Bi.
Ia berharap para alumni akan menjadi motor perubahan branding di wilayah masing-masing, memperkuat brand lokal di pasar nasional dan internasional.
Lebih jauh, Pak Bi juga memposisikan diri sebagai agen perubahan identitas nasional.
Program Indonesia Spicing The World adalah salah satu upaya untuk memperkuat positioning Indonesia melalui branding rempah, budaya, dan kreativitas lokal.
Dengan cara ini, pengaruhnya melampaui bidang komersial, masuk ke ranah kebanggaan nasional.
Warisan terpenting dari Pak Bi bukan hanya slogan atau kampanye besar, melainkan paradigma bahwa setiap usaha kecil pun bisa memiliki brand kuat jika dibimbing dengan metode yang tepat dan itulah inti dari Bisa Bikin Brand.
Baca juga: Kisah Nurul Atik Rintis Rocket Chicken dari Nol
Mengapa Subiakto Priosoedarsono Masih Relevan Saat Ini
Walaupun banyak metode baru muncul di dunia branding digital, nama Subiakto Priosoedarsono tetap relevan karena:
- Pengalaman puluhan tahun
Ia telah melihat berbagai era: dari iklan konvensional hingga era digital. Pengalaman itu menjadikannya pedoman yang kaya konteks.
- Metode aplikatif
Tidak hanya berbicara teori, tetapi membimbing peserta untuk langsung menerapkan Bisa Bikin Brand dalam merek mereka masing-masing.
- Branding sebagai seni dan ilmu
Pak Bi melihat branding sebagai seni berkomunikasi sekaligus ilmu yang harus sistematis. Pendekatannya tetap cocok digunakan dalam konteks media digital, storytelling, dan nilai konsumen masa kini.
Karena itu, bagi siapa pun yang ingin membangun brand yang tahan lama dan bermakna, belajar dari figur seperti Pak Bi tetap sangat berharga.
Baca juga: Menariknya, Perjalanan Karier dan Bisnis Owner 3Second
Bagaimana Kamu Bisa Mengikuti Metode “Bisa Bikin Brand”
Jika kamu tertarik untuk mempelajari langsung metodologi Bisa Bikin Brand, berikut langkah yang dapat kamu ambil:
- Ikut Workshop Resmi
Pak Bi menyelenggarakan workshop reguler Bisa Bikin Brand di berbagai kota. Kamu bisa menemukan jadwalnya melalui website resminya.
- Akses Materi Online dan Buku
Di situs resminya, tersedia buku Bisa Bikin Brand, audio book, video book, dan rekaman workshop. Materi ini merangkum pengalaman puluhan tahun Pak Bi dalam merancang brand, slogan, dan strategi marketing.
- Bergabung dengan Komunitas Alumni & Diskusi Branding
Alumni workshop sering berbagi pengalaman, saling kolaborasi proyek, dan mendiskusikan implementasi branding lokal. Komunitas ini sangat membantu untuk mempercepat proses belajar nyata.
Dengan melalui langkah-langkah di atas, kamu tidak hanya “belajar branding”, tapi bisa mulai membangun dan menguji merekmu sendiri dengan panduan praktisi yang sudah terbukti.
![]()
Warisan dan Relevansi Subiakto Priosoedarsono
Nama Subiakto Priosoedarsono atau Pak Bi tidak hanya menjadi legenda di dunia periklanan dan branding Indonesia, tetapi juga sumber inspirasi yang masih relevan.
Sebagai Pakar Brand Indonesia dan praktisi branding sejati, ia telah membuktikan bahwa brand yang baik dibangun melalui prinsip, strategi, dan aplikasi nyata, bukan hanya gimmick.
Melalui Bisa Bikin Brand, ia mencerahkan banyak pelaku usaha bahwa branding bukan milik eksklusif perusahaan besar, melainkan sesuatu yang bisa dipahami dan diimplementasikan oleh siapa pun. Selama ada panduan yang tepat dan disiplin pelaksanaan.
Ikuti Program “Bisa Bikin Brand” Sekarang
Kalau kamu ingin belajar langsung dari seorang pakar brand Indonesia dan praktisi branding berpengalaman, serta ingin menguasai metode Bisa Bikin Brand, bergabung sekarang melalui tautan berikut:
Ikut Program Bisa Bikin Brand via Audio dari Pak Bi
Mulai hari ini, kembangkan brand kamu berdasarkan prinsip yang sudah teruji, bukan sekadar teori kosong.
Semoga kamu berhasil menciptakan brand yang dikenang dan dicintai banyak orang!
