Brain Personalities – Hampir semua anak pernah berbohong dan justru dianggap biasa karena anak kecil belum bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk. Namun, ketika berbohong menjadi kejadian biasa, itu bisa berubah menjadi masalah yang signifikan. Maka orang tua harus memiliki cara khusus untuk mengatasi anak agar berhenti berbohong.
Mengajari anak berbicara yang sebenarnya juga menetapkan pentingnya tanggung jawab pribadi, kepercayaan, dan kepedulian loh Mom Berbohong bisa menjadi kebiasaan buruk ketika anak melihatnya sebagai cara yang efektif untuk keluar dari masalah atau mengelak dari tanggung jawab. Jadi, ketika anak berbohong, atasi dengan cara yang lugas dan cegah agar hal itu tidak terjadi lagi.
Pelajari juga:
Cara Mengatasi Anak Tidak Berbohong Lagi
Butuh pendekatan emosional agar anak tidak merasa terpojokkan dan orang tua tetap fokus untuk mengajarkan tanggung jawab. Berikut adalah cara untuk menghentikan seorang anak dari berbohong.
1. Jadikan Mengatakan Kebenaran sebagai Aturan Rumah Tangga
Sebagai bagian dari aturan dan nilai keluarga Anda, buat aturan rumah tangga yang jelas yang menekankan pentingnya kejujuran dan komunikasi yang jujur. Ini akan memastikan bahwa anak-anak Anda memahami bahwa Anda menghargai kebenaran, bahkan ketika sulit untuk mengatakannya.
Anda juga harus menyertai alasan kenapa menghargai kejujuran walaupun pahit. Misalnya dengan mengatakan, “apapun yang terjadi bicaralah sejujurnya, jangan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari hukuman. Karena bisa jadi dari hasil kejujuran itu justru dapat menghapus hukuman yang seharusnya Adek terima.”
Pelajari juga:
2. Kejujuran Teladan adalah Cara Efektif Mengatasi Anak Berhenti Berbohong
Contohkan perilaku yang ingin Anda lihat dari anak Anda. Artinya mengatakan yang sebenarnya setiap saat. Anak-anak tidak dapat membedakan “kebohongan putih kecil” dari kebohongan lainnya. Jadi, jangan berbohong tentang usia anak Anda untuk memberi mereka makanan yang lebih murah di restoran dan jangan mengatakan Anda tidak enak badan untuk keluar dari pertunangan sosial yang tidak ingin Anda hadiri. Anak Anda akan meniru apa yang mereka lihat Anda lakukan.
3. Diskusi Terkait Kebenaran dan Kebohongan
Tidak peduli berapa usia anak Anda, penting untuk menjelaskan perbedaan antara mengatakan yang sebenarnya dan berbohong. Sadarilah, bagaimanapun, bahwa sampai sekitar usia empat tahun, anak-anak kecil tidak akan sepenuhnya memahami perbedaan antara kebohongan dan kebenaran.
Maka bisa menggunakan pemahaman seperti, Jika saya mengatakan langit itu hijau, apakah itu benar atau bohong? Latih anak untuk berbicara yang sebenarnya, dan beri penjelasan akan konsekuensi dari ketidakjujuran, seperti, “orang akan berhenti mempercayai apa yang Adek katakan kalau berbohong.”
Sama pentingnya untuk berbicara tentang mengatakan yang sebenarnya versus jujur secara brutal. Anak-anak perlu belajar bahwa mereka tidak perlu menghakimi orang lain, “Bajumu jelek,” atau “mainanmu nggak ada yang bagus”, hanya karena jujur. Menyeimbangkan kejujuran dengan kasih sayang adalah keterampilan sosial yang canggih yang harus diajarkan sejak dini.
Pelajari juga:
4. Bedakan Alasan Kebohongan untuk Mengatasi Anak Berhenti Berbohong
Ada tiga alasan utama anak berbohong: fantasi, membual, atau untuk mencegah konsekuensi negatif. Ketika Anda membedakan kemungkinan alasan kebohongan, itu dapat membantu Anda menanggapi sikap anak.
a. Fantasi
Anak-anak prasekolah sering mengatakan kebohongan fantasi. Jika anak Anda berkata, “Saya pergi ke bulan tadi malam,” tanyakan, “Apakah itu benar? Atau sesuatu yang Anda inginkan itu benar?” Ini dapat membantu anak-anak memahami perbedaan antara kenyataan dan khayalan. Namun, jika anak Anda hanya bermain pura-pura, tidak apa-apa untuk menikmati fantasi—selama semua orang sadar bahwa itu fiksi daripada fakta.
b. Membual dan berlagak
Jika seorang anak berbohong karena menyombongkan diri, itu mungkin karena mereka memiliki harga diri yang rendah atau ingin mendapatkan perhatian. Tapi jika dibiarkan akan berdampak pada sikap sombong. Jadi sebagai orang tua harus ekstra perhatian jika anak bersikap demikian di lingkungan keluarga maupun pergaulannya.
c. Menghindari Tanggung Jawab
Semua anak terkadang berbohong untuk keluar dari masalah. Penting agar kebohongan mereka tidak berhasil. Alih-alih, jelaskan kepada anak-anak Anda bahwa Anda akan memeriksa ulang faktanya.
Komponen lain dari menggunakan kebohongan untuk menghindari tanggung jawab, misalnya seorang anak yang izin ke toilet tapi sampai jam pelajaran habis tidak kembali ke kelas. Atau izin kerja kelompok tapi sebenarnya bermain.
5. Attention-Deficient/Hyperactivity Disorder (ADHD)
Selain itu, perlu diketahui bahwa anak-anak dengan attention-deficient/hyperactivity disorder (ADHD) lebih rentan berbohong. Gejala umum ADHD berupa pelupa, impulsif, dan disorganisasi dapat mengakibatkan kecenderungan untuk tidak jujur sering kali diperbesar oleh kesalahpahaman.
Misalnya, Anda mungkin meminta seorang anak untuk menyimpan mainannya, lalu ketika dia belum melakukannya, dia mungkin dengan keras kepala bersikeras bahwa Anda tidak pernah menyuruhnya melakukannya. Ini mungkin tidak benar-benar bohong, tapi karena mereka lupa akan perintah Anda.
Ikuti juga:
6. Memberi peringatan
Beri anak-anak satu peringatan ketika Anda cukup yakin bahwa Anda telah memergoki mereka berbohong. Misalnya, dengan tenang katakan, “Saya akan memberi kamu satu kesempatan lagi untuk mengatakan yang sebenarnya. Jika ketahuan berbohong, maka akan menerima konsekuensi tambahan.”
Ini juga membantu untuk mengatasi anak agar tidak berbohong berkepanjangan tapi tetap fokus untuk mendidik anak perihal tanggung jawab bukan kesalahan anak. Jangan menegur kesalahannya di tempat umum karena hanya akan mempermalukan Anda dan anak tentunya.
Menjaga nada suara Anda tetap tenang dan penuh kasih juga membantu. Jika Anda marah, berteriak, atau mengancam, anak Anda akan merasa kurang nyaman untuk berterus terang.
7. Berikan Konsekuensi yang sepadan dengan kesalahan
Pastikan konsekuensinya sesuai dan adil. Hindari godaan untuk berlebihan dalam memberikan hukuman. Jika Anda menimbun konsekuensi atau cenderung bereaksi berlebihan, anak Anda cenderung pergi memikirkan betapa tidak adilnya orang tua mereka daripada berfokus pada kesalahan mereka. Misalnya jika berbohong mendapat nilai bagus padahal merah maka konsekuensinya yaitu nilai berikutnya harus bagus dan setiap hari setoran atas apa yang sudah dipelajari.
Pelajari juga:
Penutup
Berawal dari hal kecil untuk mencari perhatianlah kadang membuat anak menjadi suka berbohong. Kenali peran orang tua dan anak agar saling mendukung. Tes BRAIN Online bisa menjadi solusi untuk mencari tahu kepribadian anak.