BRAIN Personalities -Sobat BRAIN, pernahkah kamu merasa penasaran bagaimana cara menjadi dokter kulit dan kelamin yang sering kita temui di rumah sakit atau klinik kecantikan? Profesi ini memang sedang naik daun dan semakin dibutuhkan di Indonesia.
Pasalnya, masalah kulit tidak hanya sebatas jerawat atau penuaan dini, tapi juga terkait kesehatan serius seperti infeksi menular seksual, kanker kulit, hingga alergi yang bisa mengganggu kualitas hidup seseorang.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan RI, jumlah dokter spesialis kulit dan kelamin di Indonesia masih terbatas.
Rasio tenaga medis ini belum sebanding dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 270 juta jiwa. Artinya, peluang karier di bidang ini sangat terbuka luas.
Namun, Sobat BRAIN, jalur untuk menjadi dokter kulit dan kelamin tidaklah singkat. Butuh komitmen, perjuangan akademik, dan mental yang kuat.
Tapi jangan khawatir, semua proses itu akan sepadan dengan hasilnya, baik dari sisi finansial, pengabdian, maupun prestise.
Nah, di artikel ini, kita akan membahas tuntas mulai dari definisi profesi, tugas dan perannya, jalur pendidikan, hingga rekomendasi universitas terbaik yang bisa kamu pilih.
Yuk, simak sampai habis karena di akhir artikel ada kesempatan menarik untuk kamu yang ingin serius meniti karier di bidang kedokteran lewat BRAIN Career Coaching for Student.
Baca juga: Panduan Karier Menjadi Dokter Gigi (drg)
Definisi Dokter Kulit dan Kelamin
Sobat BRAIN, dokter kulit dan kelamin adalah dokter spesialis yang mendalami bidang dermatologi dan venereologi.
Dermatologi fokus pada kesehatan kulit, rambut, dan kuku, sedangkan venereologi fokus pada penyakit menular seksual (PMS) dan kelainan sistem reproduksi eksternal.
Profesi ini sering disebut juga sebagai dermatovenereologist. Jadi, jangan heran kalau seorang dokter kulit dan kelamin bisa sekaligus menangani jerawat membandel, alergi, hingga penyakit serius seperti sifilis atau HIV yang memiliki manifestasi di kulit.
Menariknya, bidang ini punya dua wajah yang sama-sama penting. Pertama, sisi medis yang menangani penyakit serius.
Kedua, sisi estetika yang berkaitan dengan kecantikan, seperti perawatan anti-aging, botox, filler, hingga bedah minor kulit.
Jadi, kalau kamu memilih jalur ini, kariermu bisa fleksibel: melayani pasien yang sakit sekaligus mendukung industri kecantikan yang terus berkembang.
![]()
Baca juga: Panduan Karier Menjadi Dokter ObGyn (Spesialis Kandungan)
Tugas dan Peran Dokter Kulit dan Kelamin
Sobat BRAIN, kamu pasti penasaran, sebenarnya apa saja sih peran dan tanggung jawab seorang dokter kulit dan kelamin? Mari kita bedah satu per satu:
1. Mendiagnosis dan Mengobati Penyakit Kulit
Dokter kulit dan kelamin berperan penting dalam mendiagnosis penyakit kulit seperti eksim, psoriasis, vitiligo, hingga kanker kulit.
Diagnosis biasanya dilakukan dengan pemeriksaan fisik, dermatoskopi, hingga biopsi kulit.
Tidak hanya itu, mereka juga meresepkan terapi medis, baik berupa obat topikal, oral, maupun prosedur tindakan medis.
Dengan keahlian ini, mereka bisa membantu pasien mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
2. Menangani Penyakit Menular Seksual
Sobat BRAIN, bagian “kelamin” dari profesi ini bukan sekadar nama. Dokter kulit dan kelamin juga fokus pada penyakit menular seksual (PMS) seperti gonore, sifilis, herpes genital, hingga HIV/AIDS.
Mereka tidak hanya mengobati, tapi juga melakukan konseling untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Peran ini sangat krusial karena PMS sering kali masih dianggap tabu di masyarakat. Kehadiran dokter kulit dan kelamin membantu mematahkan stigma sekaligus melindungi kesehatan masyarakat luas.
3. Memberikan Perawatan Estetika
Selain aspek medis, dokter kulit juga sering menangani prosedur estetika. Misalnya, menghilangkan jerawat, bekas luka, flek hitam, hingga prosedur anti-aging seperti laser, filler, dan botox.
Di era modern ini, peran estetika semakin dicari, terutama oleh kalangan urban yang ingin tampil percaya diri.
Jadi, jangan heran kalau banyak dokter kulit yang akhirnya membuka klinik kecantikan.
4. Edukasi dan Pencegahan
Sobat BRAIN, peran dokter kulit dan kelamin tidak berhenti di ruang praktik. Mereka juga aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan kulit dan organ reproduksi.
Edukasi ini mencakup gaya hidup sehat, kebersihan diri, hingga kesadaran akan bahaya PMS.
Dengan begitu, mereka tidak hanya menyembuhkan pasien, tapi juga menjadi agen perubahan gaya hidup sehat.
Baca juga: Panduan Karier Menjadi Dokter Spesialis Jantung
Tes BRAIN + Konsultasi dengan BRAIN Career Coach disini
Jalur Pendidikan Dokter Kulit dan Kelamin
Nah, Sobat BRAIN, sekarang kita masuk ke bagian yang paling ditunggu: bagaimana sih jalur pendidikan untuk menjadi dokter kulit dan kelamin?
1. Pendidikan Kedokteran Umum (S1 + Profesi Dokter)
Durasi: ± 5–6 tahun.
Tahap pertama adalah kuliah kedokteran umum. Kamu akan belajar ilmu dasar kedokteran seperti anatomi, fisiologi, patologi, farmakologi, hingga praktik klinis.
Setelah itu, kamu akan menjalani tahap profesi atau koas di rumah sakit pendidikan.
Setelah lulus ujian kompetensi nasional (UKMPPD), kamu resmi menyandang gelar dokter umum (dr).
2. Program Pendidikan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PPDS Dermatologi dan Venereologi)
Durasi: ± 4 tahun.
Di tahap ini, kamu akan mendalami penyakit kulit, rambut, kuku, serta penyakit menular seksual. Program ini dilakukan di rumah sakit pendidikan dengan fasilitas lengkap di bidang dermatologi.
Selama PPDS, kamu akan terjun langsung menangani pasien di klinik maupun rumah sakit, serta terlibat dalam penelitian.
3. Ujian Nasional Spesialis
Setelah menyelesaikan PPDS, kamu wajib mengikuti ujian nasional untuk mendapatkan gelar Sp.DV (Spesialis Dermatologi dan Venereologi). Gelar ini menandakan kamu diakui secara resmi sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin.
4. Subspesialisasi (Opsional)
Kalau ingin lebih fokus, Sobat BRAIN bisa melanjutkan pendidikan ke subspesialisasi. Misalnya:
- Dermato-onkologi (kanker kulit)
- Estetika medik (prosedur kecantikan tingkat lanjut)
- Alergi dan imunologi kulit
- Infeksi menular seksual kompleks
Durasi tambahan sekitar 1–2 tahun, tergantung bidang yang dipilih. Jalur ini panjang, tapi akan membuatmu lebih ahli dan punya daya saing lebih tinggi.
Baca juga: Panduan Karier Menjadi Dokter Spesialis THT
BRAIN Career Coaching for Professional disini
Rekomendasi Universitas Kedokteran untuk Dokter Kulit dan Kelamin
Sobat BRAIN, memilih universitas untuk melanjutkan PPDS adalah langkah penting. Berikut beberapa rekomendasi universitas terbaik di Indonesia yang punya program dermatologi dan venereologi unggulan:
1. Universitas Indonesia (UI)
UI bersama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) punya program PPDS Dermatologi dan Venereologi yang bergengsi.
Banyak alumninya menjadi pemimpin organisasi medis nasional dan berkontribusi dalam riset kulit dan kelamin.
Selain itu, UI sering menjalin kerja sama internasional sehingga peluangmu untuk terjun di penelitian global terbuka lebar.
2. Universitas Gadjah Mada (UGM)
UGM dengan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta punya program yang kuat dalam penelitian berbasis komunitas.
Cocok bagi kamu yang punya passion di bidang akademik dan pengabdian masyarakat.
Selain klinis, UGM juga mendorong mahasiswanya untuk aktif dalam penelitian penyakit kulit tropis yang banyak terjadi di Indonesia.
3. Universitas Airlangga (UNAIR)
UNAIR dengan RSUD Dr. Soetomo Surabaya terkenal dengan layanan dermatologi estetika dan penanganan penyakit infeksi menular seksual. Fasilitas modern yang mereka miliki membuat proses belajar lebih komprehensif.
Bagi kamu yang tertarik menggabungkan sisi medis dan estetika, UNAIR bisa jadi pilihan tepat.
4. Universitas Padjadjaran (UNPAD)
UNPAD bekerja sama dengan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Program dermatologi mereka fokus pada keseimbangan riset akademik, pelayanan klinis, dan aspek estetika.
Dengan dukungan fasilitas modern, mahasiswa PPDS di UNPAD mendapat kesempatan langsung terlibat dalam berbagai penelitian dermatologi berskala nasional.
5. Universitas Diponegoro (UNDIP)
UNDIP dengan RSUP Dr. Kariadi Semarang punya program PPDS yang kuat dalam praktik klinis berbasis kasus nyata.
Mahasiswanya sering terlibat langsung menangani pasien sejak awal pendidikan.
Kalau kamu tipe pembelajar yang suka praktik langsung dan “learning by doing”, UNDIP adalah pilihan yang pas.
Baca juga: Panduan Karier Menjadi Dokter Spesialis Mata
Saatnya Memulai Karier Menjadi Dokter Kulit dan Kelamin
Sobat BRAIN, jalur untuk menjadi dokter kulit dan kelamin memang panjang, tapi setiap langkahnya penuh makna.
Kamu akan belajar menjadi penyelamat bagi banyak orang—baik dalam mengatasi penyakit serius maupun meningkatkan rasa percaya diri pasien melalui perawatan estetika.
Dari pendidikan kedokteran umum, PPDS dermatologi dan venereologi, hingga subspesialisasi, semua tahap itu akan membentukmu menjadi seorang dokter spesialis yang ahli dan berintegritas.
Kalau kamu merasa tertarik menapaki jalur ini tapi masih bingung bagaimana memulainya, BRAIN Personalities siap membantu melalui program BRAIN Career Coaching for Student.
Di sini kamu akan dibimbing untuk mengenali potensi, passion, dan jalur pendidikan yang paling cocok buatmu.
Yuk, Sobat BRAIN, jangan biarkan mimpimu hanya berhenti di angan. Ambil langkah pertama menuju masa depanmu yang lebih cerah bersama BRAIN Career Coaching for Student.
Hubungi kami sekarang juga dan mulai perjalanan menuju profesi yang membanggakan!
