CEO Gojek, Mengulas Perjuangan Dari Nol Para Petinggi Gojek

BRAIN Personalities –  Presiden Jokowi menaruh kepercayaan penuh kepada Nadiem Makarim untuk memperkuat formasi menteri di kabinetnya. Founder dan CEO Gojek ini didaulat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sehingga jabatannya di Gojek pun harus ditinggalkan.

Posisi dan tanggung jawab CEO Gojek kini diambil alih oleh Andre Soelistyo dan Kevin Alui. Keduanya berbagai peran dalam memimpin perusahaan transportasi online ini.

CEO Gojek
Tiga Petinggi Gojek

Dulunya Andre Soelistyo menjabat sebagai Presiden Gojek Group tapi usai Nadie mundur, jabatannya pun berubah menjadi CEO Gojek. Sementara itu, Kevin Alui ditunjuk sebagai co-CEO Gojek saat ini.

Andre dan Kevin bukan lah orang baru di Gojek. Mereka adalah sosok yang setia menemani Nadiem dalam menjalankan perusahaan. Gojek pun dirintis dari nol oleh Nadiem, Andre, dan Kevin dengan modal teknologi mobile dan pengalaman kerja.

Gojek saat ini mampu mengubah industri transportasi ojek yang lebih canggih dan menjelma jadi perusahaan teknologi transportasi nomor satu di Indonesia. Sangat menginspirasi, begini kisah para petinggi Gojek merintis dari titik nol.

Pelajari juga:

Nadiem Makarim, Mengenal Sosok Bersahaja CEO Gojek Pertama

CEO Gojek
Foto Nadiem Makarim,

Tentang Nadiem Makarim

Nadiem Makarim lahir pada 4 Juli 1984 di Singapura dari pasangan Nomor Anwar Makarim dan Atika Algadrie. Ayahnya asli Pekalongan sedangkan Ibunya berasal dari Pasuruan.

Tampaknya Nadiem dibesarkan di tengah keluarga yang cukup berada. Ayah Nadiem berprofesi sebagai Pengacara dan ibunya bekerja di bidang non profit. Nadiem juga diketahui memiliki dua saudara kandung perempuan.

Pada 2014 lalu, pernikahan antara Nadiem Makarim dan Franka Franklin digelar. Nadiem dan Franka pun dikaruniai anak perempuan berna Solara Franklin Makarim dari pernikahan ini.

Melihat riwayat pendidikan Nadiem, terlihat bahwa Nadiem menempuh pendidikan di berbagai negara. Setidaknya, Indonesia, Singapura, Inggris, dan Amerika Serikat pernah menjadi tempat Nadiem mengenyam pendidikan.

Nadiem masuk SD di Jakarta. Namun kemudian lulus SMA di Singapura. Jenjang pendidikan tinggi ditempuh Nadiem di Brown University, Amerika Serikat dengan mengambil jurusan International Relations.

Program Foreign Exchange dari School of Economics di London juga pernah dijajal oleh Nadiem selama setahun. Selanjutnya, Nadiem pun sukses meraih gelar Master of Business Administration dari Harvard Business School, Harvard University.

Buat Sobat Brain, penting banget untuk mengetahui potensi diri untuk memilih jurusan kuliah agar mempercepat laju karir. Kamu bisa mengikuti Tes BRAIN online yang mengungkap kecerdasan dan kepribadian berdasarkan fungsi dominan otak.

Kilas Perjalanan Nadiem Makarim Menuju CEO Gojek 

Berkarir di Perusahaan Bergengsi

Perusahaan konsultan ternama di Jakarta, McKinsey & Company pernah menjadi tempat Nadiem berkarir. Diketahui pula Nadiem semoga menjabat sebagai Co Founder dan Managing Editor di Zalora Indonesia serta Chief Innovation Officer Kartuku.

Mulai Merintis Gojek

Berbekal pengalaman kerja yang dirasa cukup, pada tahun 2011 Nadiem berhenti dari pekerjaannya dengan tujuan mendirikan Gojek. Ide bisnis Gojek berkutat pada penyediaan transportasi online.

Pendirian Gojek dipicu oleh pengalaman Nadiem yang sering menumpang ojek untuk menunjang mobilitasnya. Sepanjang perjalanan, Nadiem sering berdiskusi dengan tukang ojek sehingga muncullah pandangan baru terkait para pemotor yang sedang mencari rezeki ini.

Perbincangan di atas motor ini membuka pikiran Nadiem bahwa sebagian besar tukang ojek ternyata banyak menghabiskan waktu menunggu pelanggan. Waktu yang dipakai menunggu pun seringkali tidak membuahkan hasil karena kesulitan mendapatkan pelanggan.

Fakta tersebut semakin diperburuk dengan kondisi jalanan yang ramai. Kemacetan di Jakarta pun kian buruk. Oleh karena itu, layanan transportasi yang membantu mobilitas warga perlu segera dibentuk.

Gojek Resmi Launching

Peluncuran Gojek secara resmi dilakukan pada tahun 2011 oleh Nadiem Makarim selaku CEO Gojek. Awal Gojek berdiri hanya memiliki 20 driver mitra. Saat itu Gojek menjalankan sistem via telepon call center.

Gojek menyediakan kontak center yang dapat dihubungi oleh pelanggan untuk mendapatkan driver terdekat. Meski sistem ini masih tampak kuno, Nadiem optimis Gojek dapat berkembang pesat dan bertahan dari tahun ke tahun.

Inovasi terus dilakukan oleh Gojek. Salah satunya melalui penyediaan layanan pengiriman barang, makanan, dan jasa belanja. Gojek pun semakin berkembang hingga mampu menarik minat investor untuk berinvestasi.

Perkembangan Gijeng kian melejit pada 2014 setelah Northstar Group, perusahaan investasi di Singapura mengucurkan sejumlah dana untuk Gojek. Pada tahun ini juga Gojek mendapat dana investasi dari dua perusahaan sekaligus, yaitu Zimplistic Pte Ltd dan Redmart Limited.

Tahun 2015 Gojek Viral

Gaung popularitas Gojek semakin keras pada tahun 2015 ketika Gojek sukses merilis aplikasi mobile. Strategi Nadiem memanfaatkan teknologi terbukti jitu karena berhasil menarik minat masyarakat untuk menggunakannya. Bahkan aplikasi ini juga memudahkan pelanggan memenuhi kebutuhannya melalui jasa Gojek.

Para pelanggan dapat memanfaatkan smartphone untuk memesan Gojek. Tarif layanan Gojek dihitung dari jarak tempuhnya. Pelanggan pun tidak usah khawatir jika tidak membawa uang tunai. Pembayaran Gojek dapat dilakukan melalui e-wallet bernama Gopay. Pastikan saldo Gopay terisi.

Valuasi Gojek Meningkat 

Nadiem Makarim yang dulu hanya membawahi 20 tukang ojek, kini perusahaannya menaungi 300 ribu lebih tukang ojek yang tersebar di seluruh Indonesia. Kerja kerasnya pun diganjar dengan kesuksesan. Gojek kini telah berubah menjadi perusahaan teknologi transportasi nomor satu di Indonesia.

Besaran kapitalisasi perusahaan Gojek diperkirakan senilai Rp 53 triliun. Hal ini membawa perusahaan Gojek sebagai salah satu perusahaan startup dengan nilai valutasinya lebih dari 1 Miliar Dollar.

Nadiem Makarim tentunya tidak sendirian dalam menjalankan bisnis transportasi ini. Ada dua rekan yang ikut serta merintis Gojek. Tak kalah inspiratif, sosok Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi pun punya andil dalam kebesaran Gojek.

Untuk membangun tim, sebagai pengusaha atau pemimpin, menempatkan karyawan berdasarkan potensi terbaik terbukti mampu memunculkan prestasi terbaik. Di sinilah peran Tes BRAIN bisa kamu dapatkan melalui penjelasan detail melalui sertifikat hasil tes.

Andre Soelistyo, Mengungkap Kontribusi CEO Gojek yang Baru

CEO Gojek
Foto Andre Soelistyo

Profil Andre Soelistyo

Dahulu Andre Soelistyo menjabat sebagai Presiden Gojek Group. Usai Nadiem melepaskan kursi CEO Gojek, kini Andre menduduki kursi CEO Gojek untuk menggantikan Nadiem.

Andre tercatat sebagai alumni University of Technology di Sydney, Australia. Jurusan yang diambilnya semasa kuliah adalah Teknologi Informasi sehingga Andre lulus dengan gelar Bachelor of Science in Information Technology (BSc).

Selain sukses di akademik, Andre dikenal aktif di berbagai organisasi saat kuliah. Bahkan jabatan Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) New South Wales pernah dipercayakan kepada Andre.

Menuju Kursi Gojek 1, Begini Perjalanan Karir Andre Soelistyo

Menjabat Berbagai Posisi Strategis

Manajemen Trainee di Triputra Grup selama empat tahun dari tahun 2005 – 2008 menjadi titik awal perjalanan karir Andre. Kemudian pada tahun 2009 Andre pindah ke PT Delta Dunia Makmur sebagai Head Corporate Finance.

Posisi Executive Director juga sempat ditempati oleh Andre. Tepatnya sejak 2009 hingga 2016 Andre mengemban jabatan tersebut dari Northstar Group. Barulah setelah itu Andre bergabung dengan Nadiem Makar untuk membangun Gojek.

Bergabung dengan Gojek

Karir Andre di Gojek dimulai saat bekerja di Northstar Group. Secara kebetulan, perusahaan tersebut menjadi investor Gojek. Bergabungnya Andre dengan Gojek bertepatan dengan penggabungan Gojek dan SuperApp. Saat itu pula Gojek sedang mengembangkan layanan di bidang kesehatan dan investasi pribadi.

Kontribusi Andre Soelistyo sebagai CEO Gojek

CEO Gojek yang baru, Andre Soelistyo telah banyak berkontribusi untuk Gojek. Salah satunya melalui kebijakan diversifikasi produk Gojek yang menjangkau layanan konsumen. Andre juga berhasil menggaet berbagai investor kakap untuk Gojek.

Tercatat ada Astra Internasional, Warburg Pincus, Tencent Holding Ltd, KKR & Co, serta Google rela mengucurkan dana untuk Gojek. Sebanyak lebih dari 5 miliar dolar AS atau setara 72 triliun rupiah berhasil mengucur ke Gojek.

Merger antara SuperApp Gojek dengan Tokopedia pun tak luput dari peran Andre Soelistyo sebagai CEO Gojek. Andre pun dipercaya untuk menduduki posisi CEO GoTo, yaitu perusahaan baru hasil merger yang fokus di bidang teknologi dengan tujuan memberi solusi pemenuhan kebutuhan sehari-hari (go to ecosystem for daily life).

Pelajari juga:

Kevin Aluwi, Mengintip Peran Co-CEO Gojek

Kevin Aluwi
Foto Kevin Aluwi

Kevin Aluwi adalah Co-Founder yang menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO) Gojek. Kini setelah Nadiem tak lagi jadi CEO Gojek, Kevin Aluwi ditunjuk sebagai Co-CEO Gojek untuk membantu Andre, CEO Gojek sekarang.

Pria berkacamata ini lahir di Jakarta, 1 September 1986. Sejak SD hingga SMA Kevin Aluwi memang menempuh pendidikan di Jakarta. Kevin diketahui lulus dari SMA Tirta Marta yang berada di Pondok Indah.

Usai lulus dari SMA, jenjang perguruan tinggi ditempuh Kevin di University of Southern California dengan mengambil prodi finansial. Meski mengaku tidak berminat berkarir di bidang keuangan, Kevin tetap berhasil lulus dengan gelar Bachelor of Corporate Finance, Entrepreneurship, and International Relations.

Sebenarnya Kevin tertarik berkecimpung di bidang teknologi sejak lama. Akhirnya minat ini terealisasi ketika Kevin mulai bergabung dengan Gojek. Hebatnya nama Kevin Aluwi juga tercantum dalam Forbes 30 Under 30 Asia.

Kevin Aluwi

Co-CEO Gojek telah melangsungkan pernikahan dengan Felicia Kawilarang. pada tahun lalu. Istri Kevin adalah Vice President of Halodoc, sebuah platform layanan informasi tentang gaya hidup dan kesehatan. Keduanya kerap mengunggah momen romantis di media sosial milik Felicia.

Berbeda dengan Felicia yang eksis di media sosial, justru Kevin cenderung tertutup. Pria yang punya hobi game Dota dan Counter Strike ini memang tidak terlalu suka mengunggah fotonya di media sosial. Hal itu terbukti dalam akun Instagramnya jarang postingan.

Karir Awal Kevin Aluwi

Karir Kevin bermula di Amerika Serikat sekitar 1,5 tahun. Kevin berkarir di perusahaan terkemuka bernama Salem Partners LLC. Kemudian Kevin pulang ke Indonesia dan bekerja di perusahaan inkubator startup bernama Merah Putih.

Kevin juga pernah bekerja di Zalora Indonesia sebelum bergabung dengan Gojek. Dari sinilah Kevin Aluwi dan Nadiem Makarim bertemu. Keduanya sepakat untuk fokus membangun Gojek sehingga Gojek berkembang pesat sebagai pelayanan ojek online.

Sebagai CFO Gojek, tugas Kevin tidak sekadar berkutat di bidang keuangan tetapi juga terjun langsung dengan para investor, termasuk membuat tim data, tim analisis dan tim online marketing. Di samping itu, Kevin juga menyusun strategi perusahaan bersama Nadiem berdasarkan hasil analisis data.

Pelajari juga:

Pencapaian Gojek di bawah Kepemimpinan Bos Baru

Seperti yang diungkapkan Nadiem Makarim melalui surat perpisahannya dengan Gojek, bahwa Gojek akan mencapai level lebih baik di bawah kepemimpinan Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi. Hal ini didasari oleh teknis, eksekusi, integritas dan komitmen pada diri keduanya.

Dilansir dari Gatra.com pada 23 Oktober lalu, di bawah komando Andre dan Kevin Gojek telah tumbuh pesat. Tercatat Gojek telah memproses tak kurang dari 2 miliar transaksi per tahun di era kepemimpinan Andre dan Kevin.

Strategi Gojek kali ini adalah fundraising atau proses pengumpulan dana yang menarik perhatian perusahaan global papan atas pada Gojek. Tak tanggung-tanggung perusahaan besar, seperti Google, Sequoia, Tencent, Mitsubishi, hingga Temasek dan Astra International tertarik berinvestasi untuk Gojek.

Selain itu, sayap Gojek dilebarkan melalui kesuksesannya melakukan ekspansi ke luar negeri. Ekspansi ini ditandai dengan peluncuran layanan di Singapura, Thailand dan Vietnam. Berkat layanan pesan antar makanan dan transportasi dengan kemudahan pembayaran, Gojek menjadi aplikasi on-demand yang paling banyak dimanfaatkan di Indonesia.

Informasi dari Gatra.com juga menyatakan bahwa Kevin Aluwi akan menjalin kerja sama dengan RedDoorz. RedDoorz adalah program penawaran kuliner lokal dan pijat on-demand profesional untuk para wisatawan yang bermalam di 100 properti. Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret guna meningkatkan pendapatan mitra yang tergabung dalam Gojek.

Pelajari juga:

Penutup

Itulah rangkumam mengenai perjalanan tiga peringgi Gojek, yaitu Nadiem Makarim, Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi. Nadiem Makarim memang tidak salah orang untuk menyerahkan kewenangannya di Gojek. Andre dan Kevin mampu meneruskan kepemimpinan Gojek dengan baik.

Tes BRAIN online

BRAIN Career Coaching for Students

BRAIN Personalities Affiliate Program

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan, Sobat BRAIN?