Profil Founder dan CEO SpaceX yang Berhasil Wujudkan Mimpi ke Mars

BRAIN Personalities – Hai Sobat Brain! Sekarang kita akan mengulas sosok dibalik SpaceX yang fenomenal. Akhir-akhir ini SpaceX semakin santer dibicarakan di tengah isu kepindahan manusia ke planet lain. Namun, apa sih sebenarnya SpaceX? Siapa Founder dan CEO SpaceX?

Artikel ini akan mengajak Sobat Brain untuk mengetahui sosok di balik SpaceX yang fenomenal. Yuk, simak dan pelajari kisahnya yang inspiratif!

Pelajari juga:

Tentang SpaceX

Apa itu SpaceX?

Logo SpaceX
Logo SpaceX

SpaceX memiliki kepanjangan Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX). Sesuai namanya, SpaceX adalah perusahaan berbasis teknologi yang bergerak dalam bidang transportasi luar angkasa. Perlu digaris bawahi, SpaceX tidak terikat dengan pemerintah, melainkan perusahaan Swasta yang berkantor pusat di California, Amerika.

Sekilas Pendirian SpaceX

Didirikan pada 6 Mei 2002, SpaceX berasal dari ide unik Foundernya untuk mendaratkan rumah kaca miniatur dan menanam tanaman di Mars. Pendirian SpaceX mendapat dukungan dari insinyur roket terkemuka, Tom Mueller. Basis awal SpaceX berada di El Segundo, tapi kini kantor operasional SpaceX berada di California, Amerika.

Siapa Founder dan CEO SpaceX?

Ide menanam pohon di Mars bagi Founder dan CEO SpaceX, Elon Musk bukan isapan jempol belaka. Dalam waktu sekitar satu tahun sejak ide tersebut terlontar, SpaceX resmi berdiri. Melalui SpaceX, Musk berkomitmen untuk meminimalisir biaya tepi tetap menjamin peningkatan akses ke luar angkasa.

Pelajari juga:

Founder dan CEO SpaceX, Elon Musk

Profil Elon Musk, Founder dan CEO SpaceX
Profil Elon Musk, Founder dan CEO SpaceX

Keluarga Elon Musk

Elon Reeve Musk lahir pada 28 Juni 1971 di Pretoria, Afrika Selatan dari pasangan Errol Musk dan Maye Musk. Errol Musk adalah konglomerat Afrika Selatan dengan berbagai bisnis sedangkan Maye Musk adalah model sekaligus ahli gizi dari Kanada.

Lahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Musk memiliki dua adik yang usianya tidak jauh berbeda. Adik laki-lakinya bernama Kimbal Musk lahir pada 1972. Sementara itu, adik perempuannya Verna Tosca lahir pada 1974.

Tiga Musk bersaudara ternyata memiliki ketertarikan berbeda. Elon berambisi pada pengembangan teknologi dan bisnis. Kimbal membangun bisnis dan mengabdikan dirinya sebagai pecinta lingkungan. Namun Tosca lah yang paling berbeda. Alih-alih ikut berbisnis, Tosca justru mengabdikan dirinya pada seni sebagai sutradara dan produser.

Bagi Sobat BRAIN yang ingin menggali potensi diri, tim kerja, atau keluarga, direkomendasikan untuk mengikuti Tes BRAIN secara online. Dalam hitungan menit, kepribadian dan kecerdasan dominan akan terungkap.

Ikuti Tes BRAIN Online Sekarang

Sisi Lain Elon Musk

Berasal dari keluarga broken home

Kehidupan masa kecil Elon Musk diwarnai dengan perceraian kedua orangtuanya. Sejak perceraian orangtuanya pada 1980, Elon Musk tinggal bersama ayahnya di Pretoria sedangkan ibunya berada di Kanada.

Korban Bullying

Selama bersekolah di Afrika, perundungan menghampiri Elon Musk yang dikenal pendiam dan introvert. Dilansir dari Investopedia, para pelaku bullying memaksa Elon Musk keluar dari persembunyian agar bisa memukulnya.

Jenius Sejak Kecil

Kejeniusan Elon Musk telah diidentifikasi ibunya sejak berusia 3 tahun. Saat itu ibunya hanya sebatas tahu bahwa Elon Musk jenius, tetapi belum memiliki gambaran capaian Elon Musk kedepannya. Tak disangka, si jenius kini jadi Founder dan CEO SpaceX.

Seluruh shortcut komputer dikuasai oleh Elon Musk saat kecil. Selain itu, masa kecil dihabiskan Elon Musk dengan otak-atik komputer dan membaca buku dan komik, khususnya komik bertema antariksa. Genre kegemarannya adalah filosofi, novel fantasi, dan fiksi ilmiah.

Tertarik terhadap Teknologi

Minat Elon Musk terhadap teknologi terpupuk sejak dini berkat kegemarannya membaca dan belajar. Teknik komputer dipelajari oleh Elon Musk saat berusia sepuluh tahun. Selanjutnya, bahasa pemrograman mulai dipelajari oleh Elon Musk saat usianya menginjak 12 tahun. Bahkan Elon kecil berhasil menciptakan software game komputer bertema luar angkasa yang dinamai Blastar. Games tersebut berhasil dijual ke majalah komputer dengan harga 500 dolar Amerika.

Pelajari juga:

Pindah ke Kanada

Elon Musk pindah ke Kanada pada usia 17 tahun. Selain untuk menghindari wajib militer di Afrika Selatan, kepindahannya saat itu ternyata dilatarbelakangi oleh alasan yang jenius. Menurut pemuda yang kelak jadi Founder dan CEO SpaceX ini, Amerika Serikat akan mudah dimasuki saat dirinya mempunyai paspor Kanada.

Untuk mendapatkan paspor Kanada, lantas Elon Musk memanfaatkan status kewarganegaraan ibunya. Setahun pertama di Kanada dijalani Elon Musk dengan menumpang tinggal di saudaranya dan bekerja serabutan.

Pekerjaan sebagai pembersih sampah gandum di peternakan, pemotong kayu, tukang bersih-bersih, sampai penjual komponen komputer pernah di jalani Elon Musk. Semua pekerjaan tersebut membantunya bertahan hidup.

Riwayat Pendidikan Founder dan CEO SpaceX, Elon Musk

Jenjang pendidikan menengah atas ditempuh Elon Musk di Pretoria High School. Usai lulus, pendidikan tinggi ditempuhnya di Queen’s University pada tahun 1990.Tak sempat lulus dari Queen’s University, Elon Musk pindah ke Pennsylvania University, Amerika. Di sana Elon Musk meraih dua gelar Sarjana, yaitu bidang ekonomi dan fisika.

Berniat meraih gelar Ph.D bidang fisika terapan, kuliah di Stanford University dilakoni Elon Musk setelah lulus dari Pennsylvania University. Namun Elon Musk memutuskan untuk meninggalkan perkuliahan pada hari kedua dan fokus pada ambisinya membangun bisnis bidang teknologi dan internet.

Pelajari juga:

Mendirikan SpaceX untuk Mewujudkan Ambisi ke Mars

Ambisi Elon Musk menuju Mars ternyata tak cukup direalisasikan pada game Blastar yang dibuatnya saat kecil. Elon Musk dewasa semakin berambisi pergi ke Mars. Tak hanya itu, Elon Musk juga bertekad membawa peradaban manusia ke Mars.

Pada 6 Mei 2002, SpaceX berhasil didirikan oleh Elon Musk melalui kerja sama dengan Tom Mueller yang kini menjadi CTO SpaceX. Fokus SpaceX adalah pengembangan roket dan fasilitator antariksa untuk misi luar angkasa.

Mengalami tiga kegagalan dalam peluncuran roket pertama antara tahun 2006 hingga 2008 tak menyurutkan tekad SpaceX mengembangkan roket. Akhirnya pada 2008 SpaceX memenangkan kontrak dari NASA senilai 1,6 miliar dolar Amerika.

Kontrak dengan NASA berisi proyek pengembangan roket Falcon 1. Selain itu, kolaborasi SpaceX dan NASA memuat rencana untuk mengirim astronot ke Mars pada tahun 2025 mendatang.

Kerja sama SpaceX tidak hanya terjalin dengan NASA. SpaceX juga menjalin kerja sama dengan United States Air Force dalam rangka membantu misi militer Angkatan Udara Amerika. Serangkaian keberhasilan SpaceX mengukuhkan sosok Elon Musk sebagai Founder dan CEO SpaceX.

Pelajari juga:

Penutup

Mimpi ternyata dapat berbuah kesuksesan jika ditekuni dan diusahakan. Hal ini dibuktikan oleh Elon Musk sebagai Founder dan CEO SpaceX. Nah, sekarang saatnya Sobat Brain mewujudkan mimpi dengan langkah awal mengenali potensi diri melalui Tes Brain.

Ikuti Tes Brain dan miliki sertifikat di sini.

Tes Brain Online

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan, Sobat BRAIN?