
Menyoal turnamen esports, Sobat Brain yang suka ngegame pasti tidak asing dong dengan nama Evos Sports? Evos Sport adalah salah satu deretan tim turnamen Esport asal Indonesia yang beberapa kali berhasil memenangkan kompetisi di kancah nasional maupun internasional. Tim-tim di dalam Evos Sports sangat menjunjung profesionalitasnya selama pertandingan. Terutama CEO Evos Sport yang menjadi leader kesuksesan Evos Sport.
Melalui keseriusan sang CEO sekaligus pemilik Evos dalam mengembangkan industri game, Evos Sports telah dikenal tidak hanya di Indonesia saja melainkan sampai ke luar negeri. Nah Sobat Brain kira-kira siapa sih CEO Evos Sports?
Pelajari juga:
- Kini Jadi CEO Termahal di Dunia, Inilah Kiprah Elon Musk
- Hampir Menyerah, Ini Cerita Perjuangan Pendiri WhatsApp
- Sukses di Industri Fashion, Simak Perjuangan Founder dan CEO Gucci
Contents
Tentang Evos Sports
Evos Sports yang dulu dikenal dengan Zero Latitude merupakan organisasi esport multidivisi yang berdiri sejak tahun 2016. Basecame Evos Sports berfokus di kota Jakarta, Indonesia. Misi Evos adalah untuk menciptakan tim profesional di dunia turnamen game online.
Awal pendirian Evos Sports, tim ini hanya memiliki divisi DotA 2 yang dulu direkrut saat turnamen AES (Asian Electronics Sports) Games. Kini Evos Sports telah menjadi esport terbesar di Asia Tenggara dan telah memiliki banyak divisi turnamen terkenal di dunia.
Siapa Pemilik Evos Sport?
Organisasi esport ini diperjuangkan oleh pria berkacamata kelahiran Singapura. Namanya adalah Ivan Yeo.

Profil Ivan Yeo, CEO Evos Sports
Ivan Yeo merupakan lulusan University of the Pacific, Eberhardt School of Business dan Bachelor of Science, finance pada tahun 2009-2013. Latar belakangnya di bidang bisnis ternyata memang dimanfaatkan Ivan dengan baik. Selain menjadi CEO Evos Sport, Ivan Yeo juga merupakan Chairman ATTN Singapura (sejak Juli 2021), Group Chief Executive Officer ATTN (Januari 2019-Juli 2021), dan Co-Founder WHIM Management Indonesia (Mei 2019 sampai sekarang).
Sejak remaja, Ivan memang sudah tertarik dengan denia game. Salah satu game yang disukanya adalah Dota 1. Dulu dia suka bermain game ini dengan teman-temannya. Dia selalu bermimpi bahwa dia bisa menjadi pemain yang profesional yang bersaing di level tertinggi, di panggung Internasional.
Pertama Kali CEO Evos Ikut Turnamen Esport
Ivan dan teman-temannya pernah tergabung dalam suatu tim untuk mengikuti turnamen AES (Asian Electronics Sports) Games. Dia menyangka bahwa dirinyalah pemain terbaik milik Singapura. Tapi ternyata, Ivan tersingkirkan di babak pertama pertandingan.
Sejak saat itu, Ivan berpikir bahwa menjadi pemain profesional bukanlah untuk dirinya sendiri. Dia harus bisa menjadikan teman-temannya profesional juga. Kemudian Ivan mencoba melihat esport dari sisi bisnis. Diapun berhasil mendirikan bisnis esport dengan nama Evos Sports.
CEO Evos Mengidap Penyakit Langka
Melalui Cerita CEO Evos, Ivan Yeo pada Chanel YouTube MTV Asia, pada tahun 2017, Ivan terserang penyakit langka. Dokter mendiagnosis bahwa dia menderita Kennedy’s Disease. Yaitu penyakit tipe spinal bulbar muscular atrophy (SBMA), yang mana terjadi kelainan genetik yang mengakibatkan otot tubuh mengecil dan lemah.
Lebih sadisnya, dokter waktu itu mengatakan bahwa Ivan hanya mempunyai waktu selama lima tahun untuk melakukan aktivitas seperti makan, berbicara dan berjalan. Ngeri juga ya Sobat Brain.
Meskipun menderita penyakit langka, Ivan Yeo tidak merasa putus asa. Adanya Kennedy’s Disease ini justru menjadikan alasan kuat baginya untuk terus membesarkan nama Evos Sports menapaki level dunia. Hal ini sejalan dengan cita-cita Evos yaitu membuat mimpi menjadi nyata dan menginspirasi oara generasi muda.
Kiprah CEO Evos dan Berdirinya Evos Sports
Evos dimulai sebagai pekerjaan sampingan yang diilakoni pada 21 Agustus 2016. Ivan dan kawan-kawan sekolah menengahnya hanya menjadikan Evos sebagai hobi dan bersenang-senang.
Di awal pendirian Evos, tim esport ini sudah mengelola lebih dari 60 pemain dan dipenuhi dengan talenta di seluruh jaringan Evos. Evos juga memiliki lebih dari 17 juta pelanggan YouTube, bahkan telah menghasilkan lebih dari 600 juta tampilan bulanan di YouTube. Ini hanya sebagai sampingan dan hiburan lho Sobat Brain. Coba bayangkan bila Ivan memang menekuni dan mengembangkan Evos dengan serius?
Hingga pada akhirnya, Ivan memutuskan untuk fokus terhadap Evos dan menjadikannya pekerjaan penuh waktu. Semenjak menderita penyakit langka, Ivan merasa tidak ada lagi hal yang membuatnya bahagia kecuali kemenangan Evos Sports ketika berlaga. Dia pun semakin bangkit dan akan segera mewujudkan mimpinya untuk menginspirasi generasi muda melalui dunia game.
Tes BRAIN mampu membantu kamu untuk mengungkap potensi kepribadian dan kecerdasan secara akurat berdasakan fungsi dominan otak. Sobat Brain cukup mengikuti Tes BRAIN secara online dan memiliki sertifikat hasil tesnya.
Ikuti Tes BRAIN Online hanya 5 menit
Dari Zero Latitude Menjadi Evos Sport
Nama Evos semakin besar ketika launching petama Integrated Training Facilities (ITF) di Asia Tenggara. Seperti di awal pembahasan, divisi yang pertama kali diluncurkan Evos adalah Dota 2. Dota 2 ini merupakan divisi yang mengakuisisi tim Zero Latitude. Kemudian, Evos mengadakan turnamen Dota 2 yang mana sang pemenang akan disponsori oleh Evos.
Karena Tim yang juara pertama dan kedua sudah ada sponsor masing-masing, alhasil, Evos Sport berhasil mengambil Zero Latitude yang saat itu berada di posisi ketiga.

Pemain yang tergabung dalam Dota 2 ini merupakan pemain yang sudah pro dan terkenal di esport Indonesia. Mereka adalah Whitemon, gamer asal Indonesia pertama yang berlaga di panggung Internasional. Ada juga Facehugger yang sekarang bergabung dalam tim Mobile Legends, Aura Fire.
Pelajari juga:
- Kiprah Miliarder Dunia, Jack Ma, Sang Pendiri dan CEO Alibaba Gruop
- Crazy Rich Malang, Inilah Sosok Pemilik dan CEO MS Glow Beauty
- Dulu Artis, Felycia Angelista Kini Miliki Scarlett Skin Care
Perkembangan Divisi-divisi Evos Sports
Saat ini, setelah Evos beroperasi selama kurang lebih lima tahun, tim berlogo macan putih ini sudah berkembang memiliki banyak divisi. Diantara divisi tersebut, dua divisi yang dapat dikatakan paling besar adalah game Mobile Legends dan Free Fire, mengingat dua game ini telah sukses menyabet juara dunia dalam level Internasional.
Markas Evos Sports yang dulu hanya berpusat di Indonesia dan singapura, kini telah merambah di Vietnam, Filiphina dan Thailand.
Pelajari juga:
- Sundar Pichai, Anak Teknisi Listrik yang Jadi CEO Google
- Kelebihan CEO MIcrosoft, Satya Nadella di Puncak Kepimpinan
- Inilah CEO dan CTO Instagram Lulusan Stanford University
Evos terus melahirkan divisi baru. Setelah peluncuran Dota 2, setahun kemudian Evos membuat divisi atau tim Dota 2 Academy, Mobile Legends (ML), Arena of Valor (AOV), dan Point Blank yang bertempat di Indonesia dan Singapura.
Kemudian Evos membuat tim khusus lagi yang bertempat di Vietnam. Tim tersebut merupakan League of Legends (LOL), Arena of Valor (AOV) cabang Vietnam, dan PUBG. Tim Vietnam ini rupanya behasil berkembang cukup pesat. Untuk itu, terbentuklah tim baru lagi, yaitu League of Legends Ladies, FIFA, PUBGM dan Fortnite.
Sedangkan Evos di Filipina dan Thailand baru lahir tim Dota, Mobile Legends, Mobile Legends Academy, Arena of Valor, dan Point Blank.
Transformasi Logo Evos Sports
Evos Sports menjadikan simbol harimau putih dalam logonya. Evos diketahui telah beberapa kali mendesain ulang logo tersebut. Apalagi ketika mengakuisisi Zero Latitude. Jelas bebeda sekali desainnya.
Perubahan logo ini menandakan bahwa Evos semakin serius untuk memajukan dunia esport tanah air. Mereka ingin harimau putih baru ini bisa lebih memajukan Evos Sport di semua divisi yang dimilikinya.

Pelajari juga:
- Inovasi Bisnis Founder Janji Jiwa, Kopi dari Hati
- Cerita Founder Bukalapak Achmad Zaky serta CEO Barunya
- Sosok CEO Wanita Kuat di Youtube, Susan Wojcicki
Prestasi Evos Sports
Prestasi Evos Sports sudah tidak diragukan lagi. Perjuangan Evos mendapat titik terang ketika tim EVOS Legend dari Indonesia meraih tiket babak grand final Mobile Legends World Championship (M1) di Malaysia pada tahun 2019.

Tidak hanya menjadi finalis, tim Evos Donkey, Oura, Wannn, REKT, dan Luminaire juga mampu mengalahkan RRQ (Rex Regum Qeon) Hoshi dan pulang dengan mengangkat trofi juara M1. Sejak saat itulah tim ini dinonatlan sebagai juara Mobile Legends dunia.
Selain Evos Legend, tim Free Fire Indonesia juga sukses menyabet trofi juara World Cup 2019 di Thailand. Semua ini semakin menjelaskan bahwa cita-cita Ivan Yeo benar-benar terwujud.

Prestasi yang gemilang juga dicetak oleh tim Arena of Valor (AOV) di AOV Star League Season 2 pada 16 Februari 2019. Kemenangan ini membawa tim yang beranggotakan Hartawan “WyvorZ” Muliadi, Sultandyo “MythR” Raihan, dan Hartanto “POKKA” Lius lolos melaju sebagai wakil Indonesia di Arena 2019 Valor World Cup.
Satu tahun sebelumnya, yaitu tahun 2018 tim Evos Vietnam dari LOL (League of Legends) sukses masuk dalam babak enam besar dunia di gelaran Mid Season Invitationa (MSI). Tim Evos Indonesia untuk AOV juga berhasil menuju turnamen internasional di level Mid-Summer Invitational pada tahun ini.
Yang terbaru, tahun 2021 merupkan tahun paling kompetitif bagi Evos Sport. Bagaimana tidak? Di tahun ini, Evos bejuang maksimal untuk menjadi juara di MPL ID season 7. Perjuangan itu pun terbayarkan. Bahkan Evos didapuk sebagai tim terpopuler dibandingkan tim lainnya dengan perolehan penonton 590.927.
Pelajari juga:
- Begini Sepak Terjang Founder dan CEO Samsung Tiga Generasi
- Kini Punya Banyak Bisnis, Inilah Karir Pemilik Es Teh Indonesia
- Begini Karir Pendiri WhatsApp yang Hampir Menyerah
Penutup
Tidak ada alasan untuk tidak berjuang. Lihatlah Ivan Yeo, dia terus bangkit demi Evos Sport yang dirintisnya terus maju ke level dunia. Walaupun penyakit langka yang divonis tidak bisa sembuh, melekat dihidupnya.
Ikuti Tes Brain yang akurat untuk menggali potensi. Miliki juga sertifikat hasil tes di sini.