BRAIN Personalities – Serial atau drama Korea Selatan yang menyuguhkan konflik pelik ternyata bisa terjadi di kehidupan nyata. Sobat Brain tentu familiar dengan Samsung, kan? Nah kisah keluarga Samsung Korea Selatan ini menyimpan berbagai konflik pelik dan plot twist pada alur ceritanya.
Pendiri dan CEO Samsung, Lee Byung Chull mewariskan kerajaan bisnisnya kepada Lee Kun Hee, sang putra pada tahun 1987. Namun kini perusahaan raksasa Samsung telah diwariskan ke generasi ketiga atau cucu dari Lee Byung Chull yang bernama Lee Jae Yong. Peran generasi ketiga ini dimulai saat Lee Kun Hee terkena serangan jantung pada 2014 silam.
Seperti serial Korea yang memberikan angin segar di tengah terpaan konflik, Samsung pun memiliki kabar baik yang mengagumkan. Mengesampingkan drama di balik layar, kesuksesan Samsung di industri teknologi terbilang menakjubkan dari sisi financial ataupun survival.
Omset Samsung bahkan mencapai ratusan miliar. Selain itu, banyak pula anak perusahaan yang bernaung di bawah bendera Samsung. Jadi tidak mengherankan Samsung disebut sebagai perusahaan kelas kakap dunia. Keluarga Samsung pun tak luput dari sorotan dan kekaguman masyarakat.
Yuk Sobat Brain cari tahu sosok hebat di balik kerajaan smartphone Korsel, Samsung Grup! Bagaimana perjalanan dan perjuangan yang ditempuh setiap generasi? Adakah skandal di dalamnya? Simak artikel ini dan temukan fakta menarik para CEO Samsung!
Pelajari juga:
- Begini Perjuangan CEO Ruang Guru, Adamas Devara
- Belajar dari Sosok Founder dan CEO Aliaba Group, Jack Ma
- Inilah Sosok CEO Microsoft yang Belajar dari Kriket
- CEO Apple dan Pendirinya yang Miliki Kisah Inspiratif
Samsung Group, Perusahaan Raksasa Korsel
Pendirian Samsung Group dilakukan pada tahun 1947 oleh Lee Byung Chull. Samsung didefinisikan sebagai tiga bintang yang direfleksikan melalui logonya yang berbentuk tiga bintang juga. Namun, logo khas Samsung tersebut dihapus pada tahun 1993.
Awal pendirian Samsung dimaksudkan untuk berkiprah di industri mie. Sebagai sosok pekerja keras, Lee Byung Chull pun selalu berambisi melebarkan sayap bisnisnya. Samsung Grup pun berhasil menyentuh sektor lain, seperti bisnis tekstil, industri berat, hingga akhirnya sukses menjadi perusahaan teknologi di bawah komando Lee Byung Chull.
Samsung Grup Era Lee Byung Chull
Pendirian Samsung
Lee Byung Chull lahir dari keluarga kaya raya bergelar pebisnis dan tuan tanah. Meski begitu, perjalanan Lee Byung Chull mendirikan Samsung tidak berjalan mulus. Akibatnya, Lee Byung Chull pun memilih putus kuliah di Universitas Waseda. Keputusan ini diambil demi mewujudkan ambisinya untuk membangun Samsung di Daegu saat dirinya berusia 30 tahun.
Bertahan di Tengah Peperangan
Tahun 1947 Samsung dipindahkan ke Seoul, Korea Selatan. Kepindahan Samsung ke Korea Selatan pun menghadapi rintangan karena adanya peperangan yang berimbas pada kebangkruran banyak perusahaan di Korsel. Namun Samsung berhasil bertahan berkat strategi cerdas Lee Byung Chull.
Di tengah kepungan perang Korea, CEO pertama Samsung ini memainkan peran apik untuk mempertahankan hubungan baiknya dengan Rhee Syng Man, pemerintah Korea Selatan. Hubungan baik tersebut memberikan dampak baik pula bagi perusahaan yang dikelolanya sehingga Samsung mampu bertahan melewati peperangan dan terus berkembang.
Ekspansi Internasional
Seiring waktu, kontrak perdagangan pun sering diperoleh Lee Byung Chull berkat hubungan baiknya dengan pemerintah Korea Selatan. Bahkan Samsung juga sering menerima kontrak perdagangan luar negeri. Tentu saja kontrak-kontrak tersebut melipatgandakan omset Samsung.
Skandal Impor Ilegal
Akhir tahun 1950-an Lee Byung Chull disebut sebagai orang terkaya di Korea Selatan. Bak dua sisi koin, kabar gembira bagi Samsung Group ini bersanding dengan kabar buruk. Pasanya, simbol korupsi dikaitkan dengan Samsung usai perusahaan ini tersangkut skandal impor ilegal pada 1966.
Reputasi baik yang dibangun Samsung Group bertahun-tahun seketika luntur. Cap jelek yang disematkan kepada Samsung membuat Lee Byung Chull, CEO Samsung saat itu mengundurkan diri dan memilih mengasingkan diri selama beberapa tahun.
Mundurnya Lee Byung Chull dari posisi CEO tidak mematahkan semangat Samsung untuk bangkit. Secara menakjubkan, Samsung berhasil bertahan di tengah terpaan isu miring. Status Samsung sebagai salah satu perusahaan raksasa di Korea Selatan pun tak luntur dan tetap eksis sampai sekarang.
Meninggalnya Lee Byung Chull dan Estafet Kepemimpinan
Pernikahan Lee Byung Chull dengan Park Du-eul dikaruniai delapan anak yang keseluruhan sukses menjadi pebisnis masyhur Korea. Delapan anak itu adalah Lee Maeng-Hee (founder CJ Group), Lee Chang-hee (founder Saehan Group), Lee Kun-hee (Chairman Samsung Electronics), Lee In-hee (penasihat Hansol Group), sementara Lee Sook-hee, Lee Son-hee, Lee Deok-hee, dan Lee Myung-hee merupakan chairwoman Shinsegae Group.
Diketahui, Lee Byung Chull meninggal dunia pada 1987. Pada umumnya, hak waris atau estafet kepemimpinan bisnis keluarga akan diserahkan kepada anak tertua. Namun, kali ini berbeda dengan Lee Byung Chull. Dirinya tidak mewariskan Samsung Group kepada dua putra yang lebih tua. Melainkan kepada Lee Kun Hee untuk menjadi penerusnya.
Pelajari juga:
- CEO Esteh Indonesia Ternyata Punya Segudang Bisnis
- CEO Instagram, Fakta Hingga Aset Bersih Kevin Systrom dan Mike Krieger
- Wanita Tangguh CEO YouTube, Sang Ibu Google
Lee Kun Hee, CEO Samsung dari Generasi Kedua
Sekilas Tentang Lee Kun Hee
Dilahirkan di Uriyong, Kyongsang Selatan, Korea pada 9 Januari 1942, Kun Hee yang juga bermarga Lee ini merupakan penerus Samsung dari generasi kedua. Sama seperti ayahnya, Kun Hee berkuliah di Jurusan Ekonomi Universitas Waseda, Jepang.
Berbeda dengan ayahnya yang berhenti kuliah, Kun Hee justru lulus dari Universitas Waseda dan melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Universitas George Washington DC di Amerika Serikat menjadi pilihannya. Dia pun berhasil menyandang gelar Magister Administrasi Bisnis.
Bergabung dengan Samsung Group
Kiprah Kun Hee di Samsung Group sudah dimulai sejak tahun 1986 saat Lee Byung Chull dikabarkan sakit. Kun Hee dipercaya mengendalikan Samsung di bidang mesin, elektronik, bahan kimia, dan jasa keuangan. Kemudian Kun Hee yang dikenal pendiam ini memegang kuasa mutlak atas Samsung Group.
Posisi CEO Samsung secara resmi ditempati oleh Lee Kun Hee pada 1987. Kepemimpinan Kun Hee atas Samsung Group bisa dibilang lebih modern. Alih-alih mengaturnya sendiri, Kun Hee justru meningkatkan fungsional manajemen. Segala urusan manajemen pun diserahkan kepada staf perusahaan.
Pelajari juga:
- Owner dan CEO Rocket Chicken Sukses Membidik Pasar
- Inilah Sosok Founder dan CEO Janji Jiwa, Billy Kurniawan
- Menilik Pengalaman Owner Avoskin di Dunia Skin Care dan Bisnis
Kepemimpinan Lee Kun Hee atas Samsung Group
Revolusi Samsung
Awal kepemimpinan Lee Kun Hee direspon negatif oleh masyarakat Korea Selatan. Samsung dianggap sebagai produsen murah berkualitas rendah. Respon negatif tersebut direspon baik oleh Kun Hee melalui kebijakan revolusi Samsung agar berdaya saing di kancah internasional.
Revolusi yang dicanangkan oleh Kun Hee mulai dieksekusi pada 1993. Kun Hee bergegas memesan produk China agar bisa dipajang di kantor Pusat Samsung. Tentunya bukan sebatas pajangan, produk tersebut dijadikan alat oleh Kun Hee untuk menambah wawasan karyawan terkait percepatan kecanggihan teknologi.
Gemar Berdiskusi
Seolah tidak ada gap antara pemimpin dan karyawan, berbagai diskusi sering terjadi antara Kun Hee sebagai CEO Samsung dan para karyawannya. Bahkan Kun Hee dikenal dekat dengan para karyawannya hingga sesekali melakukan wawancara dengan bawahannya. Seringkali Kun Hee menekankan pentingnya berbisnis dengan cara yang cerdas kepada karyawannya agar mampu terus berkembang.
Oh iya, untuk mengenali potensi diri dan menggali potensi tim kerja, alangkah baiknya apabila kamu mengikuti Tes BRAIN online yang mengungkap kepribadian dan kecerdasan berbasis fungsi otak dominan, Sob.
Ikuti Tes BRAIN Live Online bersama BRAIN Coach
Pelopor Manajemen Baru di Samsung Group
Keterbatasan masyarakat Korea yang diakibatkan oleh sistem pendidikan dan gaya kepemimpinan otoriter diketahui dengan baik oleh Kun Hee. Sementara itu, Samsung pun sedang berbenah melengkapi kekurangan tersebut. Masalah ini kemudian dikaitkan oleh Kun Hee sehingga muncullah wacana reformasi radikal.
Pola kepemimpinan dan manajemen Samsung pun diubah sebagai wujud totalitas reformasi. Kun Hee mengenalkan sistem manajemen baru yang lebih terbuka dan membuka opsi komunikasi di segala lini, termasuk mendorong para karyawan menunjukkan kesalahan para atasan agar semua lini dapat menuju ke arah yang lebih baik bersama-sama.
Posisi manajemen atas di Korea Selatan umumnya diisi oleh laki-laki, tetapi hal ini tidak berlaku di Samsung Group sejak Kun Hee berkuasa. Para perempuan yang kompeten diberi kesempatan untuk duduk di jajaran eksekutif senior dan menolak praktik birokrasi. Bagi CEO Samsung ini, kualitas merupakan prioritas utama.
Melebarkan Sayap Bisnis Hingga Manufaktur Mobil
Aktivitas Samsung Group semakin beragam saat Lee Kun Hee menjabat sebagai CEO Samsung. Kucuran investasi yang terus mengalir ke Samsung mendorong perluasan bisnis, seperti manufaktur mobil. Target yang diusung oleh Samsung pun tidak main-main, yaitu pada tahun 2000 berhasil membuat 20% dari produk Samsung di luar Korea Selatan
Pembangunan Kompleks Manufaktur Elektronik
Ambisi melebarkan jangkauan bisnis Samsung kembali direalisasikan oleh Kun Hee melalui pembangunan kompleks manufaktur elektronik di Wynyard, Inggris, Selain itu, pabrik semikonduktor yang terletak di Austin, Texas, dan Suzhou, China pun dibangun olehnya.
Samsung Group semakin sukses saat Kun Hee mengakuisisi perusahaan seperti Lux, produsen produk audio Jepang dan pembuat komputer AST Research, Rollei Camera di Jerman. Pada tahun 1995, pendapatan Samsung Group mencapai 87 miliar dollar AS.
Jumlah ini setara dengan 19 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan. Pencapaian ini menobatkan Samsung Electronics sebagai pengekspor chip memori terdepan di dunia.
Pelajari juga:
- Mau Jadi CEO atau Jabatan C-Level Lainnya? Simak Penjelasannya
- Belajar dari Perjalanan Karir Andy Jassy CEO Amazon
- Begini Lika-liku Bisnis Mark Zuckerberg CEO Facebook
Skandal Menjegal Karir CEO Samsung dari Generasi Kedua
Suap Politik Mantan Presiden Korea Selatan
Bisnis dan politik tampaknya bersinggungan di tengah karir Lee Kun Hee. Sama seperti ayahnya yang tersandung kasus hukum, Kun Hee pun harus bermasalah dengan hukum akibat dugaan kasus suap. Kedekatan Samsung Group dengan pemerintah Korea Selatan menyeret Lee Kun Hee dalam pusara suap.
Lee kun Hee merupakan salah satu dari 11 penguasa yang terlibat dalam kasus suap politik kepada mantan Presiden. Pada tahun 1966 diputuskan bahwa Kun Hee harus mendekam di penjara selama dua tahun. Namun pada tahun 1977 Presiden Kim Young Sam mengampuninya.
Penggelapan Pajak
Kasus penggelapan pajak terungkap dari pengakuan kepala pengacara Samsung Group, Kim Yong Chul pada tahun 2007. Secara blak-blakan, kepala pengacara tersebut membeberkan jumlah dana suap yang dilakukan oleh orang nomor satu di Samsung Group kala itu. Menurut Financial Times yang dilansir dari pernyataan Kim Yong Chul, dana gelap dipakai untuk menyuap jaksa, hakim, dan tokoh politik lainnya.
Tak perlu waktu lama, sang konglomerat pun dinyatakan bersalah dan menyandang status terdakwa atas penggelapan pajak sebesar US$ 45 juta serta pelanggaran kepercayaan. Awalnya pada Juli 2008, Kun Hee dijatuhi hukuman tiga tahun penjara dan denda sebesar US$ 80 juta. Beruntung pemerintah Korea Selatan memberikan ampunan kepadanya sehingga Kun Hee bebas pada Desember 2009.
Terdepak dari Jabatan
Dua kasus hukum yang menimpa Kun Hee mendorong dirinya untuk melepaskan jabatan sebagai CEO. Meski begitu, pewaris Samsung Group ini ditunjuk kembali menjadi Chairman Samsung Electronics oleh jajaran eksekutif Samsung Group. Jabatan ini tak bertahan lama karena Kun Hee terkena serangan jantung pada tahun 2014.
Pelajari juga:
- CEO Kopi Kenangan, Dinamika Bisnis, dan Pencapaiannya
- Menilik CEO Bukalapak: Profil, Pesan Achmad Zaky, dan CEO Baru
- Begini Perjuangan Pendiri dan CEO Gojek dari Nol
Samsung Group Di Bawah Komando Lee Jae Yong
Media Korea Selatan menyematkan panggilan “Putra Mahkota Samsung” kepada Lee Jae Young yang juga dikenal sebagai Jay Y Lee. Sebutan tersebut kemudian berganti menjadi “Raja Samsung” saat Jae Young mewarisi posisi CEO Samsung usai ayahnya, Lee Kun Hee meninggal.
Garis keturunan pewaris Samsung tampaknya erat dengan skandal. Tak jauh berbeda dari pemimpin sebelumnya, Jae Young dikabarkan tersandung skandal kontroversial. Namun terlepas dari skandal yang menimpanya, Jae Young pun dikenal sebagai pemimpin yang pandai berbahasa asing, seperti Inggris, Jepang, dan Mandarin.
Profil Lee Jae Yong, CEO Samsung Group Ketiga
Bernama lengkap Lee Jae Yong, CEO Samsung dari generasi ketiga ini dulu bersekolah di SMA Kyungbok dan berkuliah di Universitas Nasional Seoul hingga bergelar Sarjana Sejarah Asia Timur. Pendidikan Jae Yong pun berlanjut di Universitas Keio dan berhasil memperoleh gelar MBA. Sebenarnya, Jae Young sempat mengambil gelar doktor di Harvard Business School selama lima tahun tetapi tidak selesai.
Lee Jae Yong memiliki tiga saudara perempuan. Mereka adalah Lee Boo Jin (Presiden Hotel Shilla dan Samsung Everland), Lee Seo Hyun (Presiden unit fesyen Samsung C&T) dan Lee Yoon Hyung saudara perempuan terakhirnya yang dikabarkan meninggal karena bunuh diri pada 2005 silam.
Karir Cerah Sang Putra Tunggal
Berstatus sebagai putra tunggal CEO Samsung membuka akses penuh karir cerah Jae Yong di Samsung Group. Pada tahun 1991 pun kiprah Jae Yong di Samsung Group mulai terlihat karena dirinya terlibat langsung di berbagai proyek penting Samsung. Tak berselang lama, berbagai posisi penting pun berhasil diduduki oleh Jae Yong.
Vice President of Strategic Planning, Pijakan Pertama Jae Young di Samsung Group
Bidang perencanaan strategis menjadi titik awal karir Jae Yong di Samsung Group. Tak tanggung-tanggung, dirinya dipercaya sebagai Wakil Presiden Perencanaan Strategis hingga tahun 2001.
Chief Customer Officer, Posisi Spesial untuk Putra Mahkota
Jae Young beralih sebagai Chief Customer Officer, posisi manajemen yang memang dikhususkan untuknya. Status “Putra Mahkota” yang disematkan media Korea kepadanya memanglah berdasar.
Kebangkitan Jae Yong melalui posisi Chief Operating Officer
Karir Jae Young terus melejit sehingga dirinya diasumsikan menjadi pemimpin tunggal Kerajaan Samsung. Namun pamor Jae Yong sempat meredup akibat krisis pajak yang dilakukan ayahnya. Pada Desember 2009, Jae Yong bangkit kembali ketika posisi Chief Operating Officer di Samsung Electronics diserahkan kepadanya.
Pemegang Saham Utama Sekaligus Vice Chairman Samsung
Lompatan karir menakjubkan dialami Jae Yong pada 2012 silam. Posisi Vice Chairman Samsung pun dipercayakan kepadanya. Selain itu, Jae Yong tercatat sebagai pemegang saham utama dari Samsung SDS, anak perusahaan jasa keuangan. Dilansir dari Forbes, sebanyak 11% saham Samsung SDS dimiliki oleh Jae Young dan menjadikannya sebagai orang terkaya ketiga di Korea Selatan.
Diremehkan Publik Hingga Jadi CEO Samsung
Dua tahun usai menempati posisi Vice Chairman Samsung, ayah Jae Young yang saat itu menjadi chairman atau CEO Samsung dikabarkan terkena serangan jantung sehingga harus dirawat di rumah sakit. Kondisi ini menuntut Jae Young untuk menahkodai laju Samsung secara penuh.
Kabar Jae Yong yang menggantikan kepemimpinan ayahnya ternyata direspon negatif oleh publik Korea. Jae Yong dikritik karena dianggap memanfaatkan kesuksesan dan nama besar Ku Hee, ayahnya.
Respon negatif publik justru direspon Jae Yong dengan elegan dan membuktikan kinerja bagusnya di perusahaan. Akhirnya Jae Yong pun mewarisi posisi CEO Samsung.
Ketua Dewan Yayasan Samsung
Pada Mei 2015, Jae Yong terpilih menjadi ketua dewan dari dua yayasan amal Samsung yaitu Samsung Foundation of Culture dan Samsung Life Public Welfare Foundation. Dari sini cukup jelas bahwa Jae Yong semakin kuat untuk menjadi Chairman Samsung.
CEO Samsung Tersandung Masalah Hukum
Perjalanan bisnis Jae Yong tak semulus yang diasumsikan publik. Selama berbisnis, kerugian hingga 20 miliar won atau sekitar US$ 18 juta pernah dialami oleh Jae Yong. Bahkan pewaris muda ini juga pernah tersandung skandal yang membuatnya menghabiskan waktu di penjara.
Skandal Korupsi CEO Samsung
Pada tahun 2017, Jae Yong tersandung kasus korupsi yang melibatkan presiden Park Geun Hye. Vonis bersalah pun dijatuhkan kepada Jae Yong karena menyuap Park Geun Hye dan Choi Soon-sil hampir 30 juta. Keduanya merupakan teman dekat presiden dan Jae Yong ingin mendapat dukungan pemerintah terhadap transisi kepemimpinan yang mudah.
Pasal berlapis dikenakan kepada Jae Yong karena melakukan penggelapan dan sumpah palsu. Surat perintah penahanan dari pengadilan distrik pusat Seoul terbit pada 17 Februari 2017. Sejak saat itu, Jae Yong pun resmi ditahan.
Dibebaskan dan Bangkit Kembali
Awalnya Jae Yong dijatuhi hukuman penjara selama lima tahun. Namun setelah mengajukan banding, pengadilan membatalkan putusan ini dan mengampuni Jae Yong untuk bebas pada tahun 2018. Berakhirnya masa penahanan ini, tentu mengembalikan semangat Lee Jae Yong menjalani peran strategisnya di Samsung, kerajaan smartphone yang telah dipimpin secara turun-temurun.
Rendah Hati dan Ambisius menjadi Karakteristik CEO Samsung
Lee Jae Yong terkenal dengan sikap rendah hatinya. Banyak dari karyawan yang mengagumi Jae Yong karena sikapnya yang ramah. Bahkan kiriman email dari semua bawahannya selalu dibalas. Jae Yong juga bersikap menyenangkan kepada media massa. Oleh karena itu, julukan “Putra Mahkota Samsung” dari media Korea Selatan melekat padanya..
CEO Samsung, Jae Yong juga dikenal sebagai figur yang ambisius. Dia mempunyai pola pikir yang inovatif dan wawasan umum yang hebat. Jae Yong berhasil membuktikan bahwa dirinya mempunyai visi dan misi yang kuat dalam menjalankan strategi bisnis untuk jangka panjang.
Saat ini Samsung telah melakukan suksesor untuk teknologi jaringan 5G yang belum ada di banyak negara secara komersial. Samsung selangkah lebih maju dari para pesaingnya karena sudah mempersiapkan diri untuk teknologi berikutnya, yaitu 6G. Sementara itu, Apple dan Huawei Technologies masih berlomba untuk mengkomersilkan layanan jaringan 5G.
Pelajari juga:
- Owner MS Glow Jadi Crazy Rich yang Pernah Jadi Reseller
- Perjuangan Owner Scarlett Skin Care yang Patut Dicontoh
- Es Teh Indonesia Kini Menjamur, Yuk Intip Gurita Bisnis Ownernya
Era Baru Wakil Ketua CEO Samsung Saat Ini, Han Jong Hee
Han Jong Hee menapaki awal karir di Samsung pada tahun 2011. Saat itu, ia menjabat sebagai Kepala, Tim & Produk, Bisnis Tampilan Visual.
Jabatan ini ia pertahankan hingga tahun 2017. Kemudian, ia menduduki posisi sebagai Presiden & Kepala, Bisnis Tampilan Visual Samsung hingga tahun 2021.
Hingga pada tahun 2023, ia menjabat sebagai Wakil Ketua & Kepala, eXperience Perangkat sekaligus CEO Samsung menggantikan Lee Jae Young.
Tantangan Samsung tahun 2023 Menurut Han Jong Hee
Sebagai CEO Samsung yang baru, Han Jong Hee menyadari bahwa beberapa kuartal terakhir menjadi masa berat bagi Samsung. Ini terbukti terjadi penurunan laba hingga 70 persen dibandingkan kuartal pertama tahun 2023.
Ketegangan geopolitik dunia, resesi ekonomi berkepanjangan, perubahan iklim, dan risiko rantai pasokan menjadi penyebab besar penurusan tersebut.
Meski demikian, di bawah komandonya, ia menarget pertumbuhan pada sektor metaverse dan robotika.
Samsung juga berkomitmen meningkat pangsa pasarnya ke Tiongkok dengan meluncurkan produk yang disesuaikan dengan preferensi pengguna.
Ikuti: BRAIN Leardership Coaching for Managers and Business Owners
Penutup
Kecaman publik dan skandal yang menimpa para CEO Samsung tak menyurutkan semangat untuk terus mengembangkan perusahaan teknologi yang diwariskan secara turun temurun.
Dari waktu ke waktu, para pemegang tongkat kuasa Samsung Group mengusahakan yang terbaik untuk perkembangan perusahaan.
Tuliskan kisah suksesmu bersama brand kebanggaanmu dengan layanan penulis artikel biografi dari BRAIN Personalities. Kisahmu akan menginspirasi orang terdekat dan masyarakat untuk meningkatkan nilai diri dan personal brand yang bernilai.