BRAIN Personalities – WhatsApp adalah aplikasi penyedia jasa komunikasi yang memungkinkan pengguna saling bertukar pesan, mengobrol, dan berbagi file secara online selama terhubung dengan internet. Peluncuran perdana WhatsApp dilakukan pada Januari 2009, tetapi baru secara resmi berdiri sebagai perusahaan pada 24 Februari 2009.
Penggunaan WhatsApp sebagai media komunikasi semakin populer di Indonesia. Tak hanya obrolan ringan seputar basa-basi, kini WhatsApp pun menjadi wadah obrolan serius, termasuk sebagai media komunikasi bisnis.
Eksistensi WhatsApp disokong oleh orang-orang hebat di baliknya, termasuk CEO WhatsApp. Meski sempat hampir menyerah, WhatsApp akhirnya tetap mendunia.
Pelajari juga:
- CEO Alibaba, Perjalanan Hidup Jack Ma Sang Miliarder
- CEO Google, Mengulik Sosok Sundar Pichai dari Kehidupan Hingga Penghasilannya
Kilas Balik Penciptaan WhatsApp Hingga Mendunia
Pelafalan WhatsApp serupa dengan “What’s up” dalam bahasa Inggris yang berarti “apa kabar”. Jan Koum, Founder WhatsApp secara sengaja membuatnya terdengar sama karena tujuan aplikasi ini memang untuk bertukar kabar.
WhatsApp versi paling awal penciptaan sering mengalami crash komputer sehingga Koum hampir menyerah. Namun, berkat bantuan dan semangat dari Brian Acton, Co Founder WhatsApp, Koum bertekad menyempurnakan WhatsApp.
Rilis Perdana
Perdana dirilis pada Januari 2009, WhatsApp masih dalam kondisi banyak kekurangan. Namun tak berselang lama, kondisi tersebut diatasi oleh Jan Koum dengan bantuan Acton. Akhirnya pada 24 Februari 2009, perilisan WhatsApp secara legal bisa dilakukan bersamaan dengan pendirian WhatsApp Inc.
Notifikasi Status WhatsApp
Founder WhatsApp, Jan Koum terinspirasi untuk menciptakan notifikasi status pengguna dari konsep notifikasi milik Apple. Koum pun merealisasikannya dengan memperbarui dan mengubah konsep notifikasi WhatsApp. Selain itu, pengembangan notifikasi status WhatsApp menjadi aplikasi bertukar pesan pun mulai dilakukan.
WhatsApp Versi 2.0
Versi 2.0 dari WhatsApp diawali oleh ide Koum terkait notifikasi status pengguna WhatsApp. Pada Agustus 2009, WhatsApp versi 2.0 pun diluncurkan dan direspon positif oleh para pengguna.
Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk saling mengirim pesan teks dengan syarat memiliki nomor telepon dan terhubung ke internet.
Investor Mendanai WhatsApp
Kesuksesan WhatsApp versi 2.0 mendorong Acton bergerak cepat mencari dana pengembangan. Lima temannya dari Yahoo sepakat menginvestasikan sejumlah $250 ribu untuk pengembangan WhatsApp.
WhatsApp Eksklusif Appstore
Tahap beta WhatsApp di AppStore berakhir pada November 2009. Sebagai gantinya, WhatsApp dirilis secara eksklusif di AppStore. Seketika WhatsApp memperoleh respon positif dan mempunyai banyak peminat karena dinilai lebih cepat dalam mengirim pesan.
Selain itu, WhatsApp memfasilitasi pengiriman pesan antar pengguna lokal maupun internasional secara gratis. Sebulan kemudian, WhatsApp merilis fitur mengirim foto untuk user iPhone.
Top 20 Aplikasi AppStore
Tahun 2011 WhatsApp mampu menembus Top 20 aplikasi besar di AppStore. Di samping itu, Sequoia Capital pun mengucurkan dana miliaran dolar untuk pengembangan WhatsApp.
Dua tahun kemudian, pada tahun 2013 pengguna WhatsApp mencapai lebih dari 200 juta sehingga menarik minat Sequoia Capital berinvestasi lagi di WhatsApp.
Diakuisisi Facebook
Facebook mengumumkan akuisisi WhatsApp senilai US$19 miliar. Koum dan Acton selaku Founder dan Co Founder WhatsApp mendapatkan US$12 miliar berupa saham Facebook dan US$4 miliar dalam bentuk uang tunai.
Ragam Fitur Baru WhatsApp
Dinobatkan sebagai aplikasi pertukaran pesan terlaris dengan 600 juta pengguna, WhatsApp rajin mengeluarkan fitur baru dalam kurun waktu 2014 – 2018. Sebagai permulaan, enkripsi end to end diluncurkan WhatsApp sebagai hasil kerjasama dengan Open Whisper System.
Berturut-turut WhatsApp Web, panggilan suara, panggilan video, fitur status WhatsApp serupa milik Snapchat dan Facebook, fitur hapus pesan, serta WhatsApp Bisnis.
Pelajari juga:
Tentang Jan Koum yang Hampir Menyerah Kembangkan WhatsApp
Biografi Jan Koum, Founder WhatsApp
Masa Kecil
Jan Koum lahir pada 24 Februari 1976 di Kiev, Ukraina dan dibesarkan di sana hingga berusia 16 tahun. Pada tahun 1992 Koum bersama ibu dan neneknya bermigrasi ke Mountain View, California melalui program bantuan sosial pemerintah dan tinggal di apartemen dua kamar.
Keluarga Koum bukan dari kalangan berada sehingga Ayah Koum tetap tinggal di Ukraina. Sementara itu, Ibu Koum bekerja sebagai pengasuh bayi dan Koum harus memenuhi kebutuhannya dengan bekerja sebagai tukang bersih-bersih di toko kelontong.
Meski dibesarkan oleh keluarga sederhana, Koum tetap mendapat pendidikan layak. Bahkan Koum tampak tertarik dengan teknologi sejak kecil. Ketertarikannya terhadap pemrograman pun muncul saat dia berusia 11 tahun.
Koum aktif melakukan proses menulis serta menguji dan memperbaiki sekaligus memelihara kode untuk membangun sebuah program komputer.
Pendidikan dan Karir
Jan Koum sempat dirumorkan hampir tidak lulus SMA di Mission Viejo, California. Namun Koum nyatanya mampu melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Koum terdaftar sebagai mahasiswa Jose State University dan menjalani kuliahnya sambil bekerja.
Kecintaan Founder WhatsApp ini terhadap pemrograman dilirik Ernst & Young yang merekrutnya sebagai penguji keamanan. Di sana Koum bertemu orang-orang hebat yang saat ini dikenal sebagai pendiri Napster, Shawn Fanning, dan Jordan Ritter.
Dalam mengembangkan bisnis, mengenali potensi diri dan tim bisnis menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Direkomendasikan bagi Sobat Brain untuk mengikuti Tes BRAIN online yang mampu mengungkap tipe kepribadian dan kecerdasan berdasarkan fungsi otak dominan.
Ikuti Tes BRAIN Online Hanya 5 Menit
Sejarah WhatsApp di Tangan Jan Koum
Perumusan dan Eksekusi Ide
Potensi besar AppStore disadari oleh Jan Koum meski saat itu umur aplikasi baru beberapa bulan. Koum pun terinspirasi dan merancang konsep sederhana tentang aplikasi yang bisa menunjukkan status di samping profil pengguna. Konsep ini pun didiskusikan dengan Brian Acton dan Alex Fishman.
Diskusi antara Koum, Acton, dan Fishman sampai pada kesimpulan bahwa sulit merealisasikan ide Koum tanpa bantuan pengembang IOS. IOS adalah kepunyaan Apple yang menghadirkan AppStore, salah satu inspirator Koum. Oleh karena itu, Fishman mengenalkan Koum kepada Igor Solomennikov, pengembang IOS dari Rusia.
Merawat Asa Hingga Berhasil
Berbagai kendala menjegal pengembangan WhatsApp hingga Koum hampir putus asa dan enggan meneruskan proses pengembangan. WhatsApp dinilai memiliki banyak kekurangan, seperti boros daya baterai dan aplikasi macet.
Tanggapan kurang baik pun didapatkan Koum dari teman-temannya, termasuk Fishman atas demo WhatsApp-nya. Untung saja Brian Acton memberikan dukungan kepada Koum untuk terus mengembangkan WhatsApp. Kerja keras Koum akhirnya berbuah manis.
Tepat pada ulang tahunnya ke-33, 24 Februari 2009, WhatsApp diluncurkan untuk pengguna IOS bersamaan dengan pendirian perusahaan WhatsApp Inc. Bahkan kini WhatsApp menjadi aplikasi komunikasi populer di dunia.
Pelajari juga:
- CEO Microsoft, Satya Nadella Dapat Pelajaran Kerja Tim dari Kriket
- Dari Founder hingga CEO Apple Tim Cook, Begini Perjalanan Apple
Brian Acton, Co Founder WhatsApp Penguat Fondasi Perusahaan
Brian Acton lahir di Michigan, Amerika Serikat pada 1972. Meski lahir di Michigan, Acton dibesarkan di Florida dan bersekolah di Lake Howell High School hingga lulus.
Acton menerima beasiswa penuh di University of Pennsylvania jurusan teknik, tetapi Acton hanya kuliah di sana selama setahun karena pindah kuliah ke Stanford University. Pada 1992 Acton resmi lulus dari jurusan Ilmu Komputer Stanford University.
Usai lulus kuliah pada 1992, Brian Acton sempat menjadi administrator sistem di Rockwell Internasional. Selanjutnya, Acton direkrut oleh Adobe System dan Apple Inc sebagai penguji produk.
Pada tahun 1996, Yahoo mempekerjakan Acton. Jalinan persahabatan antara Acton dan Koum, Founder WhatsApp semakin erat karena Koum bekerja juga di Yahoo sejak 1998.
Sebelum bekerja di Yahoo, sebenarnya Acton dan Koum sempat bertemu saat Koum masih berkarir di Ernst & Young. Menjadi sepasang sahabat, Acton dan Koum berkarir bersama di Yahoo selama 9 tahun dan meninggalkan Yahoo pada 2007.
Bersama Koum, Acton mengambil cuti setahun untuk mengelilingi Amerika Selatan dan bermain Frisbee. Keduanya sempat juga melamar kerja ke Facebook tapi ditolak. Selain itu, Brian Acton adalah pendukung Koum saat mulai mengembangkan WhatsApp pada 2009 silam.
Pelajari juga:
- CEO Instagram, Fakta Hingga Aset Bersih Kevin Systrom dan Mike Krieger
- Founder dan CEO Facebook serta Kisahnya yang Inspiratif
Era Baru WhatsApp Di Bawah Kepemimpinan Will Cathcart, CEO WhatsApp yang Baru
Will Cathcart menjabat sebagai CEO WhatsApp sejak Maret 2019 lalu. Cathcart merupakan sosok berpengalaman mengingat kontribusinya untuk Google, Gmail, dan Facebook. Karir Cathcart di Facebook sudah dimulai pada tahun 2010 dan dipercaya memimpin berbagai proyek. Salah satunya, proyek andalan Facebook pada tahun 2018 berupa aplikasi Big Blue.
Seiring berjalannya waktu, WhatsApp pun diakuisisi Facebook. Sifat bisnis yang dinamis bermuara pada ketidaksepakatan antara CEO Facebook serta Founder dan Co Founder WhatsApp terkait kebijakan layanan perpesanan. Hal ini berujung pada hengkangnya Jan Koum dan Brian Acton serta pejabat eksekutif Facebook lainnya.
Bisnis yang harus tetap berjalan memerlukan pemimpin baru sehingga Will Cathcart dipercaya untuk mengambil alih kendali. Sebagai CEO WhatsApp, Cathcart menunjukkan kegigihan dalam berkompetisi di tengah industri yang ketat. Will Cathcart pun dengan berani mengambil gebrakan fenomenal.
Di bawah komando CEO WhatsApp yang baru, WhatsApp menggugat perusahaan spyware Israel, NSO Group, yang diduga membantu peretasan data pengguna WhatsApp. Di samping itu, enkripsi perlindungan data pengguna juga diperjuangkan oleh Cathcart meski kritikus menyebut tindakan tersebut dapat disalahgunakan oleh pelanggar hukum untuk menghindari penyelidikan.
CEO WhatsApp ini tampaknya tetap teguh pendirian. Cathcart ingin WhatsApp berada di era baru yang aman tanpa gangguan privasi. WhatsApp bermaksud memfasilitasi pengguna untuk berkomunikasi secara aman tanpa gangguan peretasan. Dalam sebuah catatan untuk Fortune, Cathcart sebagai CEO WhatsApp menambahkan keamanan kuat yang berasal dari enkripsi end to end tidak dapat dinegosiasikan.
Pelajari juga:
Penutup
Meski Jan Koum pada April 2018 dan Brian Acton pada September 2017 hengkang dari WhatsApp, jasanya membesarkan WhatsApp tak bisa diabaikan. Kebesaran WhatsApp saat ini adalah buah kerja keras mereka dalam mengembangkan WhatsApp sejak tahun 2009.
Dari perjalanan WhatsApp dapat diambil pelajaran bahwa tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Bahkan saat dihadapkan pada kegagalan pun tak boleh menyerah.
Nah, Sobat Brain harus lebih semangat ya dalam mewujudkan mimpi. Jangan menyerah dan terus berjuang. Ikuti pula Tes Brain untuk menggali potensi diri sebagai bekal kesuksesan dan dapatkan sertifikat di sini