CEO Unilever, Inilah Kisah Founder dan CEO Bawa Unilever Mendunia

BRAIN Personalities Bicara tentang Unilever tentu Sobat Brain familiar dengan berbagai produknya. Tak bisa dielak bahwa di setiap rumah setidaknya ada satu produk Unilever di dalamnya. Jadi wajar saja jika Unilever disebut sebagai merek yang berhasil menjangkau seluruh dunia.

Usia Unilever hampir mencapai 1 abad. Waktu yang lama tentu dilewati dengan perjuangan dan kerja keras dari seluruh lini, termasuk Founder dan CEO Unilever. Yuk simak perjuangan Unilever hingga berhasil mempertahankan eksistensinya di dunia!

Pelajari juga:

 

Menilik Sosok Hebat di balik Unilever yang Mendunia

Logo Unilever
Logo Unilever

Pendirian Unilever berasal dari penggabungan dua perusahaan, yaitu Lever Brother dan Margarine Unie pada 2 September 1929. Lever Brother merupakan produsen sabun asal Inggris sedangkan Margarine Unie merupakan produsen mentega asal Belanda.

Berdasarkan fakta di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Founder Unilever adalah pemimpin Lever Brother dan Margarine Unie. Sementara itu, susunan manajemen, tak terkecuali Chief Executive Officer (CEO) terus berganti. Sejak Januari 2019, posisi CEO Unilever dipercayakan kepada Alan Jope.

Unilever adalah perusahaan multinasional di bidang barang konsumsi dan berkantor pusat di Inggris. Lebih dari 400 merek produk telah dirilis oleh Unilever. Oleh karena itu, operasional Unilever dibangun menjadi tiga divisi utama, meliputi perawatan rumah, produk kecantikan dan perawatan tubuh, serta makanan dan minuman.

Pelajari juga:

 

William Lever, Pimpinan Lever Brothers yang Jadi Salah Satu Founder Unilever

William Hesketh Lever, Founder Unilever
William Hesketh Lever, Founder Unilever

Lahir dari pasangan James Lever dan Eliza Lever pada 19 September 1851 di Bolton, William Lever pun dibesarkan di Boston. Ayahnya bekerja sebagai penjual bahan makanan sedangkan ibunya merupakan putri dari manajer pabrik kapas.

Besar di Boston dan lulus dari Bolton Church Institute, sebenarnya William bukan lah sosok tercerdas di bidang akademik. Namun karakter kerja keras yang melekat pada diri William sejak kecil tidak pantas diremehkan.

Tangga Karir William Refleksikan Potensi Diri

Remaja dengan Segudang Pekerjaan

Saat usia William menginjak 15 tahun, ayahnya meminta William untuk bekerja di bisnis kelontong milik keluarga. William bekerja tanpa perlakukan istimewa. Posisi level terbawah di bisnis kelontong milik keluarga pun dijalaninya, seperti menyapu kanfah dan merapikan toko sebelum staf berdatangan.

Lambat laun William diberi tugas tambahan untuk memahami dasar-dasar perdagangan grosir. Kemudian William dipindah untuk mengisi bagian administrasi sekaligus belajar tentang akuntansi perusahaan atau pembukuan seiring ilmunya yang terus bertambah. Dari pekerjaan ini William diganjar uang saku dan tempat untuk tidur.

Perlu Kebebasan, William Beralih Jadi Agen Penjualan 

Berkutat di bisnis keluarga setiap hari memunculkan perasaan terkekang dalam diri William. Akhirnya William mengajukan diri untuk menjadi Agen Penjualan untuk menggantikan Agen Penjualan yang pensiun demi terbebas dari pengawasan ayahnya.

Sosok William yang mandiri dan pandai menyusun keputusan sendiri dirasa cocok dengan pekerjaan sebagai Agen Penjualan. Apalagi Agen Penjualan berkesempatan untuk bepergian dengan kereta  dan kuda selama berhari-hari jauh dari rumah.

Berbeda dengan karyawan toko yang diharuskan berdiam diri di toko selnahang hari, Agen Penjualan menurut William memiliki agenda yang lebih menantang. Menurutnya, menjadi Agen Penjualan dapat bernegosiasi dengan partner bisnis secara langsung sehingga keputusan bisnis pun langsung ada di tangannya.

Raih Kepercayaan Mengelola Salah Satu Cabang

Pada tahun 1879 keluarga Lever melakukan akuisisi atas bisnis pedagang grosir di Wigan. Akuisisi tersebut tampaknya membuka kesempatan William untuk menunjukkan kemampuannya dalam berbisnis.

William percaya menjadi Administrator Semi Otonom dan bertugas menjalin kerja sama dengan para pemasok baru. Pekerjaan ini pun mengharuskan William bepergian ke berbagai negara di Eropa, seperti Prancis dan Irlandia.

Branding dan Iklan, Bakat Baru William dalam Perjalanannya Berbisnis 

Dalam perjalanannya menemukan pemasok baru untuk bisnis keluarga Lever, intensitas pertemuan dan interaksi William dengan banyak orang di berbagai negara pun semakin sering. Dampaknya, kemampuan William dalam membranding dan mengiklankan produk Lever semakin kuat.

Branding dan iklan produk secara alami dikuasai oleh William. Bahkan William berhasil membedakan produk Lever sekaligus memaparkan keunggulan produk Lever dibandingkan dengan produk serupa dari perusahaan lain.

Pelajari juga:

Semakin Cemerlang, William Siap Go Internasional

Jeli Berinvestasi di Bolton

Bersama istrinya, Elizabeth yang dinikahi pada 17 April 1874, keputusan William berinvestasi direalisasikan melalui pembukaan cabang baru di Bolton pada 1881. Langkah ini diambil William setelah melihat prospek bisnis yang tumbuh dengan baik. Investasi yang dikelola William pun tumbuh dan bisnis keluarga Lever juga semakin berkembang.

Ambil alih perdagangan sabun internasional

Sebagian besar perdagangan internasional untuk produk sabun pada 1984 diambil alih oleh William. Strategi bisnis yang diterapkan dalam penjualan sabun ini menunjukkan kejelian William dalam menilai arah bisnis.

Alih-alih mengikuti tren dengan menjual sabun dalam ukuran berat, Wiliam justru menjual sabun dalam potongan kecil lengkap dengan kemasan dan merek terdaftar. Dalam setahun, berbagai merek dagang perusahaan berhasil terdaftar, salah satunya Sunlight, yaitu produk sabun rumah tangga.

Mengendalikan Produksi Sabun Secara Penuh

Bagi William mengambil alij penjualan sana tak cukup karena berbagai kendala memulai bermunculan. Keandalan partner untuk produksi Sunlight pun mulai diragukan kualitasnya. Menghadapi hal tersebut, William memutuskan untuk memproduksi Sunlight di bawah kendali Lever.

Atas upaya William, pada 1885 bisnis Lever mengambil alih dan berhasil memegang kendali penuh atas produksi Sunlight. Sunlight sukses di pasaran. Lever pun memutuskan memindahkan seluruh pabriknya ke Birkenhead dan Wirral.

Kuasai Pasar Amerika

Lever memasuki pasar Amerika pada 1895 dengan kantor penjualan di New York. Tiga tahun kemudian, produsen sabun di Cambridge dibeli dan kantor pusat Lever pindah ke Cambridge.

Mac Fisheries pun tak luput dari akuisisi Lever pada 1925. Sebanyak 1.000 orang di Cambridge dan 1.400 di seluruh negeri dipekerjakan oleh Lever pada 1929. Hal ini menjadikan Lever Brothers sebagai produsen sabun terbesar ketiga di Amerika.

Merger dengan Perusahaan Lain, Unilever pun Berdiri

Pada 2 September 1929, sosok William turut mendirikan Unilever melalui penggabungan unit produksi sabun milik Lever Brothers dengan Margarine Unie. Unilever menjadi perusahaan multinasional pertama yang modern di dunia.

Gelar kehormatan William Hesketh Lever

  • Lever Baronetcy of Thornton Manor pada 1911
  • Baron Leverhulme of Bolton le Moors di The Country Palatine pada 1917
  • Viscount Leverhulme dari Kepulauan Barat di Inverness, Ross, dan Crinarty pada 1922
  • High Sheriff dari Lancashire pada 1917.

Pelajari juga:

 

Founder Unilever dari Margarine Unie, Samuel Van Den Bergh dan Antonius Johannes Jurgens

Sang Pewaris Andalan, Samuel Van Den Bergh

Samuel Van Den Bergh
Samuel Van Den Bergh

Samuel Van Den Bergh merupakan salah satu produsen utama sabun dan margarin di Eropa pada awal abad ke-20. Awalnya Samuel bergabung ke perusahaan margarin milik keluarganya lalu menjadi Direktur Umum pada 1909, dua tahun setelah sang ayah meninggal.

Pabrik margarin di bawah kepemimpinan Samuel bersaing ketat dengan Antonius Johannes, cucu dari pendiri pabrik margarin pertama di dunia. Tak disangka pada 1927 perusahaan margarin Samuel dan Antonius bergabung menjadi satu dengan nama Margarine Unie yang kelak melebur dengan Level Brothers menjadi Unilever.

Pebisnis Handal, Antonius Johannes Jurgens

Antonius Johannes Jurgens
Antonius Johannes Jurgens

Dikenal dengan nama Anton Jurgens, Anton lahir di Oss pada 8 Februari 1867. Anton merupakan cucu dari pendiri pabrik margarin pertama di dunia, Antoon Jurgens. Peran Anton di pabrik margarin Jurgens sangat menonjol saat dirinya ditunjuk menjadi Direktur Utama.

Akhir abad ke-19 Anton memulai pabrik margarin di Jerman dan Belgia. Dalam mengelola pabrik margarinnya, Anton bersaing ketat dengan Samuel. Namun, pada tahun 1927 keduanya justru melakukan merger perusahaan dan membentuk Margarine Unie. Selanjutnya, Margarine Unie kembali bergabung dengan perusahaan lain, yaitu Level Brothers pada 1929 dan menjadi Unilever.

Di samping statusnya sebagai pengusaha, ternyata Anton juga berperan dalam politik. Sempat bertugas di Senat sebagai anggota Roman Catholic State Party pada 1919 hingga 121, Anton terpaksa mundur dari posisinya akibat terdesak tuntutan bisnis.

Dalam membangun tim sangat penting bagi CEO atau Business Owner memahami potensi diri dan orang lain. Sobat Brain sangat direkomendasikan mengikuti Tes BRAIN Online yang mampu mengungkap kepribadian dan kecerdasan dengan hasil yang akurat.

Ikuti Tes BRAIN Online hanya 5 menit

 

CEO Unilever Tiga Dekade, Alan Jope Dikenal Cerdas Berbisnis

Alan Jope, CEO Unilever
Alan Jope, CEO Unilever

Alan Jope lahir di Skotlandia dan menempuh pendidikan tinggi di dua kampus ternama. Gelar Sarjana di bidang Pemasaran diperoleh Jope dari University of Edinburgh Skotlandia. Kemudian, gelar Master bidang Manajemen Umum diraihnya dari Harvard Business School.

Perjalanan Alan Jope Menuju CEO Unilever

Jabatan CEO Unilever diemban Jope sejak Januari 2019. Selaku CEO Unilever, Jope bertanggung jawab untuk memimpin bisnis barang konsumsi terbesar di dunia. Unilever kini hadir dh 190 negara dan melayani 2,5 miliar konsumen setiap hari.

Alan Jope bukanlah orang baru di Unilever. Sejak tahun 1985 Jope sudah menjadi bagian dari Unilever. Karir Jope di Unilever dimulai dari Marketing Trainee. Perlahan jabatan Jope di Unilever semakin meningkat hingga akhirnya Jope ditunjuk sebagai CEO Unilever.

Sebelum Alan Jope diangkat sebagai CEO Unilever, ia sempat menjabat beberapa jabatan strategis berikut ini:

  • Divisi kecantikan dan perawatan pribadi sebagai Presiden
  • Presiden Unilever wilayah Asia Utara
  • Pemasaran Unilever wilayah Inggris, Thailand, dan Amerika.
  • Presiden Unilever wilayah Rusia, Afrika, dan Timur Tengah

Mengulas Peran Alan Jope sebagai CEO Unilever

Alan Jope CEO Unilever
Alan Jope CEO Unilever

Jope selalu CEO Unilever berhasil mengawasi penyatuan struktur hukum Unilever di bawah naungan perusahaan induk. Selain itu, percepatan portofolio produk prestige dan fungsional berhasil pun dilakukan. Dari segi lingkungan, Unilever di bawah kepemimpinan Jope meluncurkan Rencana Aksi Transisi Iklim.

Strategi bisnis Jope sebagai CEO Unilever fokus untuk menjadikan Unilever sebagai kompas yang menghubungkan kepemimpinan Unilever dalam keberlanjutan dan percepatan kinerja bisnis. Tak heran bila selain menjadi CEO Unilever, Jope juga menjabat sebagai Ketua Bersama Forum Barang Konsumen dan Wakil Ketua Komite World Business Council for Sustainable Development.

Pelajari juga:

 

Penutup

Belajar dari kisah Founder dan CEO Unilever, kesuksesan bukan lah sesuatu yang didapatkan secara instan. Meski tidak unggul secara akademik, William tetap bekerja keras untuk mengelola perusahaan. Di sisi lain, Samuel dan Anton mengajarkan bahwa privilese dari keluarga harus dijaga, bahkan dikembangkan.

Berbeda dengan Founder Unilever yang mewarisi perusahaan keluarga, Alan Jope meraih posisi CEO Unilever berkat kesabarannya melalui proses. Berkarir selama lebih dari tiga dekade di Unilever dilaluinya pencapaian yang mengagumkan.

Sekarang saatnya Sobat Brain untuk mengenali potensi diri dan mengoptimalkan apapun yang dimiliki saat ini. Ikuti Tes Brain dan kenali potensi diri untuk bekal meraih sukses. Dapatkan sertifiksat hasil tes di sini.

Tes Brain

BRAIN Career Coaching for Students

CEO LG, Mengupas Perjuangan Founder dan CEO Meraih Sukses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Butuh bantuan, Sobat BRAIN?